Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Petani DIY Diimbau segera Ikut Asuransi Usaha Tani Padi

Foto : ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

Petani menanam padi di area persawahan Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (17/6/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Yogyakarta - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau petani di wilayah ini segera mendaftar program perlindungan asuransi usaha tani padi (AUTP) untuk mengantisipasi kerugian akibat dampak bencana selama musim hujan.

"Karena sekarang masih musim hujan dengan curah hujan tinggi, bagi petani yang lahannya berada di wilayah rawan banjir untuk segera mendaftar," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan DPKP DIY Andi Nawa Candra di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Andi, AUTP sangat penting untuk mengantisipasi potensi gagal panen akibat terendam banjir menjelang puncak musim hujan.

Pada 2024, DPKP DIY memperoleh alokasi AUTP dengan sasaran seluas tidak kurang 1.000 hektare lahan sawah atau lebih rendah dibanding 2023 yang mencapai 2.500 hektare lahan sawah.

"Seandainya 1.000 hektare sudah terpenuhi tapi masih ada petani yang membutuhkan, maka kami bisa mintakan ke pusat untuk ditambah," ujar dia.

Asuransi usaha tani padi itu, menurut dia, menjadi salah satu sarana pemerintah membantu petani agar tidak mengalami banyak kerugian saat musim kemarau, terendam banjir, atau diserang hama atau organisme pengganggu tanaman (OTP).

Menurut dia, petani yang hendak mendaftar asuransi dapat melalui dinas pertanian di masing-masing kabupaten melalui kelompok tani berikutnya akan dicek lokasi dan lahan pertanian yang dimiliki.

Hingga saat ini, Andi mengatakan masih mendata jumlah petani di seluruh kabupaten yang mulai mendaftar asuransi tersebut.

Agar terhindar dari gagal panen, dia mengimbau para petani mulai memilih menggunakan benih-benih padi unggul yang tidak mudah roboh saat terkena hujan, banjir, maupun angin kencang.

"Untuk yang lahannya tadah hujan supaya menggunakan pompa air dan sumur-sumur bor yang ada, kemudian mengamati tanamanya karena saat pergantian musim seperti ini biasanya ada hama penyakit sehingga perlu diamati setiap saat," ujar dia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top