Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peta Kertas Jadi Peta Digital Ternyata Ada Konsekuensinya, TNI AL Bahas itu di Yogya

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Banyak hal yang berubahnya dari peta kertas menjadi peta elektronik. Itu juga harus tetap kita selaraskan antara negara yang satu dengan negara yang lain," ucap Nurhidayat.

Lebih lanjut, Nurhidayat mengatakan, Indonesia menjadi bagian dari NIOHC atau Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara yang merupakan bagian dariInternational Hydrographic Organization(IHO). IHO sendiri ialah Organisasi Hidrografi Internasional yang terbentuk yang sejak 1921.

Disebutkan Nurhidayat, kehadiran berbagai organisasi tersebut diperlukan salah satunya karena menggarap sebuah peta laut tidaklah mudah. Membuat peta laut tidak sama seperti membuat peta darat. Lorong laut selalu berkembang, baik karena hasil gempa maupun hal lainnya. Oleh karenanya, kegiatan survei yang dilakukan dalam rangka membuat peta laut juga harus dilakukan dengan benar.

"Kita juga menemukan gunung berapi di bawah laut. Gunung berapi di bawah laut ini apakah benar-benar masih hidup? apakah masih aktif? terus kalau misalnya terjadi gempa atau terjadi meletus bagaimana penanganannya? Ini harus semuastakeholdertermasuk penanganan bencana, penanganan kemanusiaan, pembangunan di daerah, jadi ikut di dalamnya. Itulah yang membuat kita ini (walau) hanya (terlihat) membuat peta, tapi dampaknya nasional. Sekarang peta laut ini digunakan untuk pembangunan berkelanjutan," tutur Nurhidayat.

Adapun pertemuan International NIOHC ke-22 tersebut dihadiri oleh negara-negara anggota NIOHC. Diantaranya yaitu, Bangladesh, India, Oman, Australia, Pakistan, Saudi Arabia, Thailand, Inggris, serta Indonesia sebagai tuan rumah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top