Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

Perusahan Pelayaran Fokus Tingkatkan Utilisasi Kapal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk. (BBRM) pada tahun ini akan fokus meningkatkan utilisasi kapal yang dimiliki, khususnya kapal penunjang lepas pantai (offshore), ketimbang menambah kapal baru. Hal tersebut tidak lepas dari rendahnya utilisasi kapal milik Perseroan sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama Pelayaran Nasional Bina Buana Raya, Peter, mengatakan saat ini tingkat utilisasi kapal Perseroan di segmen lepas pantai belum optimal, sehingga pihaknya belum memiliki opsi untuk membeli kapal baru, sebab kapal yang ada saja belum terutilisasi dengan cukup tinggi. Oleh karenanya kontrak-kontrak yang sudah ada sehubungan dengan membaiknya industri ini di tahun 2019, akan menjadi fokus Perseroan untuk meningkatkan utilisasi kapal.

Sebagai gambaran pada 2017 dan 2018 yang lalu, utilisasi kapal-kapal lepas pantai Perseroan hanya sekitar 20-25 persen. Di tahun 2019 di semester pertama karena adanya Pemilu, ada beberapa tender dan proyek yang harusnya dimulai namun ditunda.

"Tapi Perseroan masih bisa membukukan utilisasi yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36 persen. Hanya saja utilisasi kapal bisa mencapai di atas 60 persen atau tepatnya 63 persen di semester II-2019," ungkapnya di Jakarta, pekan lalu (21/6).

Namun sayanganya untuk kontrak-kontrak yang didapat oleh Perseroan, dia belum bisa menyebutkannya. Meski begitu pada tahun ini, Perseroan menargetkan untuk meningkatkan utilisasi kapal atas kapal-kapal yang belum disewa, dibandingkan ekspansi dengan menambah armada kapal baru.

Adapun pendapatan di segmen kapal offshore juga tumbuh hingga 434 persen secara year on year (yoy) di kuartal I tahun lalu. Tercatat, pendapatan Perseroan dari segmen tersebut mencapai 950.571 dollar AS, sedangkan di tahun 2018 lalu pada periode yang sama, pendapatan dari segmen offshore hanya sebesar 177.916 dollar AS.

Sepanjang 2018, ada 10 armada yang dijual oleh Perseroan. Menurut Peter, kapalkapal yang dijual tersebut berasal dari segmen kapal tunda dan tongkang, sehingga menyebabkan penurunan pada pendapatan dari segmen ini.

"Nilai dari aset yang dijual tersebut sekitar 3,4 juta dollar AS, dengan harga jual sekitar 3 juta dollar AS, sehingga Perseroan membukukan kerugian atas jual kapal pada tahun 2018 sebesar 371 ribu dollar AS," jelas dia. Penjualan kapal tersebut lantaran sudah tidak beroperasi secara optimal.

Selain itu, sejalan dengan penjualan kapal sebagai hasil restrukturisasi dengan pihak perbankan. Hingga kuartal I-2019, kerugian Perseroan turun 22,2 persen di angka 1,35 juta dollar AS, dibandingkan kuartal I-2018 sebesar 1,74 juta dollar AS.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top