Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
VARIA

Perusahaan Rintisan Mesti Gunakan Paradigma Baru

Foto : ISTIMEWA

Pakar Perusahaan Rintisan, Kurnadi Gularso

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perusahaan rintisan (starup) harus menggunakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis. Ini perlu dilakukan mengingar kondisi yang tidak jelas, bergejolak, rumit dan tidak menentu atau yang dikenal dengan volatile, uncertain, uncertain, and ambiguous (VUCA).

"Dengan kondisi VUCA seperti saat ini, perusahaan rintisan harus berhenti memakai strategi sustainable competitive advantage atau keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan beralih ke strategi rangkaian transient advantages atau keunggulan yang bersifat sementara. Tujuannya agar bisnisnya dapat bertahan hidup dan bahkan secara berkelanjutan tumbuh dengan signifikan," kata pakar perusahaan rintisan, Kurnadi Gularso, usai sidang promosi doktor dirinya di Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Senin (8/4).

Dia menyarankan, perusahaan rintisan perlu menerapkan disruptive business model innovation (DBMI) atau inovasi model bisinis yang bersifat disruptif untuk mencapai transient advantages.

Untuk menerapkan DBMI, maka perusahaan memiliki pemimpin yang bisa berpikir kritis, fokus pada pelanggan, dan organisasi harus memiliki dan selalu meningkatkan kapabilitas serta merekonfigurasi ulang secara terus-menerus sumber dayanya.

"Kapabilitas merekonfigurasi ulang sumber daya secara berkelanjutan tersebut menjadi prasyarat tidak hanya dalam kesuksesan menerapkan transformasi inovasi, namun juga dalam rangka meningkatkan bisnis sehingga bisnis mencapai transient advantage dengan efektif dan efisien," ungkapnya. Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top