Perubahan Iklim Semakin Mengancam Produktivitas Pangan
Perubahan Iklim
"Rekayasa lain penerapan masif teknologi drip irigation (irigasi tetes) untuk lahan kering dan kritis. Namun, bukan berarti bisa menyelesaikan masalah 100 persen, hanya mengurangi risikonya saja sehingga lebih moderat," kata Hafidz.
Sampai saat ini, Tiongkok masih sangat bergantung pada ekosistem perdagangan untuk pemenuhan pasokan pangan domestiknya yang besar, sembari mempertahankan insentif-insentif bagi sektor pertanian secara masif, termasuk memperkenalkan sistem local food-nya.
Untuk masalah iklim, lanjut Hafidz, prinsipnya perlu adaptasi dan tidak ada solusi instan yang bisa ditawarkan. Maka, perpaduan antara rekayasa teknis, pemanfaatan data-data cuaca yang presisi, serta penguatan kelembagaan dan pengetahuan di tingkat pelaku usaha pertanian, perikanan, perkebunan menjadi kuncinya.
Kekeringan Parah
Seperti diberitakan sebelumnya, Tiongkok tengah dilanda cuaca ekstrem karena kekeringan parah dan suhu tinggi, menghanguskan wilayah utara, sementara hujan lebat menggenangi wilayah selatan, meningkatkan kekhawatiran mengenai ketahanan pangan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya