Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perubahan Iklim Menjadi Kekuatan Pendorong Utama Panas Ekstrem

Foto : ANTARA/HO-Anadolu/www.aa.com.tr

ANTARA/HO-Anadolu/www.aa.com.tr

A   A   A   Pengaturan Font

Media Italia melaporkan suhu di Mont Blanc, puncak tertinggi di Pegunungan Alpen, tetap di atas 0 derajat Celsius (32 derajat Fahrenheit) selama 33 jam, menimbulkan kekhawatiran gletser gunung tersebut "sekarat" akibat panas yang ekstrem.

Swiss mengalami panas yang intens sepanjang akhir pekan, dengan suhu mencapai 33 derajat Celsius (lebih dari 91 derajat Fahrenheit) di Jenewa dan 34 derajat Celsius (lebih dari 93 derajat Fahrenheit) di Zurich pada 12 Agustus. Beberapa wilayah yang terkena gelombang panas mengalami hujan petir pada Senin malam.

Di kanton Ticino, panas yang ekstrem terus berlanjut. Kantor Federal Meteorologi dan Klimatologi Swiss (MeteoSwiss) mencatat suhu tertinggi tahun ini sebesar 35,8 derajat Celsius (lebih dari 96 derajat Fahrenheit) pada 10 Agustus. Suhu di seluruh Swiss diperkirakan akan turun sekitar 4 derajat mulai Rabu.

Eropa mengalami pemanasan dengan laju lebih dari dua kali lipat rata-rata global. Kedekatan benua tersebut dengan Kutub Utara memainkan peran yang signifikan. Dari Juni 2023 hingga Juni 2024, rekor suhu global telah dipecahkan selama 13 bulan berturut-turut.

Menurut sistem pemantauan satelit Copernicus Uni Eropa, tanggal 21 Juli tercatat sebagai hari terpanas secara global dalam sejarah baru-baru ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top