Pertumbuhan Global Berpusat di Asia, RI Harus Tangkap Peluang
Pertumbuhan Ekonomi Global
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Asia kini menjadi pusat utama pertumbuhan ekonomi dunia, dan memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap pertumbuhan global. Di tengah momentum ini, ekonom STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, menyatakan Indonesia harus segera menangkap peluang yang ada.
"Indonesia perlu memperkuat posisi dengan membenahi sektor-sektor strategis yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti manufaktur, ekonomi kreatif, dan teknologi," ujar Aditya saat dihubungi Koran Jakarta, Jumat (25/10).
Aditya ini menanggapi yang disampaikan Direktur Departemen Asia dan Pasifik Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), Krishna Srinivasan. Menurut Srinivasan, Asia, yang memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap pertumbuhan global, jelas merupakan pusat kekuatan ekonomi global.
"Ini adalah kawasan paling dinamis di dunia. Asia memiliki jumlah tenaga kerja yang sangat besar. Banyak di antaranya juga merupakan tenaga kerja terampil. Ini adalah kawasan yang sangat terintegrasi dalam rantai pasokan global, dan terakhir, Asia adalah kawasan yang telah mengalami peningkatan besar dalam pertumbuhan produktivitas," ujar Srinivasan.
Lebih jauh, Aditya menilai langkah pertama yang perlu diambil adalah meningkatkan daya saing tenaga kerja melalui pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan berbasis industri. Peningkatan produktivitas tenaga kerja akan mendorong investasi asing, khususnya pada sektor berteknologi tinggi.
"Tidak cukup hanya mengandalkan pasar dalam negeri, kita harus menyiapkan tenaga kerja yang siap bersaing di pasar global," tegasnya.
Perkuat Kerja Sama
Selain itu, Aditya menekankan pentingnya peran Indonesia dalam memperkuat kerja sama regional, khususnya Asean dan forum APEC, untuk memastikan stabilitas perdagangan di tengah fragmentasi geoekonomi. "Indonesia harus berperan aktif dalam kerja sama multilateral agar tidak tertinggal dalam rantai pasokan global," katanya.
Dengan demikian, Indonesia dapat berkontribusi langsung dalam menjaga keterbukaan perdagangan yang sangat vital bagi pertumbuhan kawasan. Menurut Aditya, tanpa langkah nyata dan strategis, Indonesia berisiko menjadi penonton dalam kebangkitan Asia.
Sementara itu, pakar ekonomi internasional Universitas Airlangga, Surabaya, Rossanto Dwi Handoyo, mengatakan Indonesia harus memanfaatkan tren perkembangan Asia yang sedang menuju pusat pertumbuhan global dengan membantu dan mendorong agar UKM agar memiliki ruang untuk merambah pasar ekspor.
"Sebagai negara small open economy, perekonomian Indonesia sangat rawan terpengaruh oleh kondisi ekonomi dunia," kata Rossanto.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 4 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 5 Panglima: Ada 35 Purnawirawan TNI Ikut Calonkan di Pilkada Serentak 2024
Berita Terkini
- Target Prabowo Setop PLTU pada 2040 Harus Disertai Aturan yang Kuat
- Cegah Gangguan Serius, Forkopimko Jakarta Timur Lakukan Patroli Malam Jelang Pencoblosan
- Kejagung Periksa Lima Saksi Kasus Impor Gula
- Pemerintah Tindak 4 Perusahaan Pupuk Palsu yang Rugikan Petani
- RI Tolak Tawaran Investasi Apple karena Proposal Tak Penuhi Syarat