Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 26 Okt 2024, 00:00 WIB

Pertumbuhan Global Berpusat di Asia, RI Harus Tangkap Peluang

Pertumbuhan Ekonomi Global

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Asia kini menjadi pusat utama pertumbuhan ekonomi dunia, dan memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap pertumbuhan global. Di tengah momentum ini, ekonom STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, menyatakan Indonesia harus segera menangkap peluang yang ada.

"Indonesia perlu memperkuat posisi dengan membenahi sektor-sektor strategis yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti manufaktur, ekonomi kreatif, dan teknologi," ujar Aditya saat dihubungi Koran Jakarta, Jumat (25/10).

Aditya ini menanggapi yang disampaikan Direktur Departemen Asia dan Pasifik Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), Krishna Srinivasan. Menurut Srinivasan, Asia, yang memberikan kontribusi sebesar 60 persen terhadap pertumbuhan global, jelas merupakan pusat kekuatan ekonomi global.

"Ini adalah kawasan paling dinamis di dunia. Asia memiliki jumlah tenaga kerja yang sangat besar. Banyak di antaranya juga merupakan tenaga kerja terampil. Ini adalah kawasan yang sangat terintegrasi dalam rantai pasokan global, dan terakhir, Asia adalah kawasan yang telah mengalami peningkatan besar dalam pertumbuhan produktivitas," ujar Srinivasan.

Lebih jauh, Aditya menilai langkah pertama yang perlu diambil adalah meningkatkan daya saing tenaga kerja melalui pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan berbasis industri. Peningkatan produktivitas tenaga kerja akan mendorong investasi asing, khususnya pada sektor berteknologi tinggi.

"Tidak cukup hanya mengandalkan pasar dalam negeri, kita harus menyiapkan tenaga kerja yang siap bersaing di pasar global," tegasnya.

Perkuat Kerja Sama

Selain itu, Aditya menekankan pentingnya peran Indonesia dalam memperkuat kerja sama regional, khususnya Asean dan forum APEC, untuk memastikan stabilitas perdagangan di tengah fragmentasi geoekonomi. "Indonesia harus berperan aktif dalam kerja sama multilateral agar tidak tertinggal dalam rantai pasokan global," katanya.

Dengan demikian, Indonesia dapat berkontribusi langsung dalam menjaga keterbukaan perdagangan yang sangat vital bagi pertumbuhan kawasan. Menurut Aditya, tanpa langkah nyata dan strategis, Indonesia berisiko menjadi penonton dalam kebangkitan Asia.

Sementara itu, pakar ekonomi internasional Universitas Airlangga, Surabaya, Rossanto Dwi Handoyo, mengatakan Indonesia harus memanfaatkan tren perkembangan Asia yang sedang menuju pusat pertumbuhan global dengan membantu dan mendorong agar UKM agar memiliki ruang untuk merambah pasar ekspor.

"Sebagai negara small open economy, perekonomian Indonesia sangat rawan terpengaruh oleh kondisi ekonomi dunia," kata Rossanto.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.