Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertumbuhan 5,11% Jadi Basis yang Baik untuk Ekonomi ke Depan

Foto : ANTARA/Imamatul Silfia

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memberikan pemaparan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) 2024 yang dipantau secara virtual di Jakarta, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 5,11 persen saat ini menjadi basis yang baik untuk pertumbuhan ekonomi ke depan.

"Pertumbuhan 5,11 persen itu angka yang cukup tinggi ya dan itu menjadi basis baik untuk pertumbuhan Indonesia 2024," kata saat dijumpai di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (6/5).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I-2024.

Pada triwulan I-2024, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar 5.288,3 triliun rupiah, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai 3.112,9 triliun rupiah.

"Ekonomi Indonesia pada triwulan I-2024 bila dibandingkan dengan triwulan I-2023 tumbuh sebesar 5,11 persen," ujar Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin.

Seperti dikutip dari Antara, Suahasil mengatakan pertumbuhan ekonomi itu turut dikontribusikan oleh penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024.

"Karena kita lihat angka konsumsi rumah tangga kan cukup tinggi. Kita sih ingin di atas 5 persen untuk konsumsi rumah tangganya, untuk masyarakatnya," kata dia.

Bisa Lebih Tinggi

Suahasil mengatakan dengan basis yang baik saat ini, pemerintah menginginkan pertumbuhan ekonomi di kuartal mendatang lebih tinggi lagi.

"Kita lihat deh di kuartal 2, 3, 4. Tapi kan insentif-insentif pemerintah jalan terus PPn DTP, bantuan biaya administrasi. Moga-moga bisa mendorong konstruksi, terus mendorong investasi di kuartal-kuartal mendatang. Jadi ini basis yang bagus, tapi kita ingin lebih tinggi lagi," katanya.

Lebih jauh Amalia mengatakan komposisi masyarakat yang bekerja pada Februari 2024 terdiri dari 142,18 juta orang penduduk, atau meningkat sebanyak 3,55 juta orang jika dibandingkan Februari 2023.

Sedangkan 7,20 juta orang tercatat pengangguran, mengalami penurunan 0,79 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Apabila dibandingkan Februari 2023, jumlah angkatan kerja meningkat sebanyak 2,76 juta orang, penduduk bekerja bertambah sebanyak 3,55 juta orang, sementara pengangguran berkurang sebanyak 0,79 juta orang," kata Amalia.

Lebih lanjut, berdasarkan lapangan usaha, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan yang sebesar 28,64 persen. Kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 19,05 persen, serta industri pengolahan sebesar 13,28 persen.

Dibandingkan dengan bulan Februari 2023, tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (0,96 juta orang), perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (0,85 juta orang), serta administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (0,76 juta orang).

"Sementara itu, terdapat tiga lapangan usaha yang tidak mengalami perubahan penyerapan tenaga kerja, yaitu pertambangan dan penggalian; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta real estat," tutur Amalia.

Di samping itu, dari segi komposisi waktu bekerja, BPS mencatat jumlah pekerja penuh waktu sebanyak 93,27 juta orang, atau naik 1,11 juta orang. Kemudian, pekerja paruh waktu sebanyak 36,80 juta orang, atau turun 0,08 juta orang.

Sedangkan setengah pengangguran atau yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu atau berstatus masih mencari pekerjaan tercatat sebanyak 12,11 juta orang, atau tumbuh 2,52 juta orang.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top