Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pertemuan OPEC+ Diperkirakan untuk Pertahankan Pengurangan Produksi

Foto : Xinhua/Wang Zhou

Foto yang diambil pada 5 Oktober 2022 menunjukkan pusat pers di markas besar OPEC di Wina, Austria.

A   A   A   Pengaturan Font

WINA - Para anggota kartel OPEC+ yang merupakan negara-negara penghasil minyak kemungkinan akan mempertahankan pengurangan produksi saat ini pada pertemuan dua tahunan mereka hari Minggu (2/6), kata para analis kepada AFP, dan memilih untuk berhati-hati dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik.

Para analis mengatakan kepada AFP, mereka memperkirakan status quo akan ditegakkan pada pertemuan tanggal 2 Juni, di mana 22 menteri energi akan bertemu secara virtual.

Harga emas hitam tidak banyak berubah sejak pertemuan terakhir di bulan November, hanya meningkat sekitar tiga hingga empat persen.

"Saya memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang kuota yang ada saat ini," kata Tamas Varga, analis di PVM Energy, kepada AFP.

"Keseimbangan pasokan-permintaan menunjukkan bahwa tidak diperlukan perubahan, jika tidak, harga akan turun."

Setelah pertemuan terakhir pada bulan November, beberapa negara termasuk Arab Saudi dan RuSsia mengatakan akan memangkas produksi lebih lanjut dalam upaya menopang harga yang berfluktuasi.

Giovanni Staunovo, seorang analis di UBS, mengatakan kepada AFP, "delapan negara anggota yang melakukan pengurangan produksi secara sukarela kemungkinan akan memperpanjangnya."

Aliansi OPEC+, yang terdiri dari 13 anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan 10 mitranya, memiliki kapasitas cadangan hampir enam juta barel per hari, menurut Badan Energi Internasional (IEA).

Varga mengatakan "masalah terbesarnya adalah meyakinkan pasar secara kredibel bahwa mereka yang tidak patuh akan melakukan perbaikan dalam beberapa bulan mendatang".

Suku bunga yang tinggi di seluruh dunia cenderung membatasi permintaan minyak mentah, dengan kekhawatiran akan kembalinya inflasi di Amerika Serikat dan skeptisisme terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok mengurangi kepercayaan.

Dan semua diskusi global kini berada di bawah bayang-bayang ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

"Idenya adalah kita tidak benar-benar tahu ke mana kita akan pergi, jadi kita tidak mengubah apa pun," kata Philippe Sebille-Lopez, pakar masalah energi geopolitik.

Pemangkasan lebih lanjut untuk meningkatkan harga kemungkinan akan mendapat penolakan dari anggota kelompok yang lebih kecil, yang tidak ingin pendapatan minyak mereka turun.

Aliansi ini juga khawatir kehilangan pangsa pasar dibandingkan negara-negara produsen lain di luar OPEC+, seperti Amerika Serikat dan Kanada.

Akibat pemotongan produksi dan gejolak politik, OPEC dan mitranya kini memproduksi 41,5 juta barel per hari, kurang dari setengah produksi minyak mentah dunia, menurut laporan terbaru IEA, produksi terendah sejak 2016.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top