Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rekonsiliasi Pemimpin

Pertemuan Mega-SBY Bisa Ubah Peta Koalisi di Pilpres

Foto : ISTIMEWA

KAMHAR LAKUMANI Deputi Bappilu Demokrat - Terkait rencana pertemuan Pak SBY dan Ibu Megawati, kita mengharapkan itu terjadi dan terus diikhtiarkan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rencana pertemuan Presiden ke-5 dan ke-6 RI, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), diharapkan bisa segera terwujud, bahkan bisa menghasilkan aliansi yang strategis dengan mengajak Partai Demokrat dalam satu barisan dengan PDI Perjuangan pada Pilpres 2024 mendatang untuk mengusung Ganjar Pranowo.

Deputi Bappilu Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan pihaknya berharap rencana pertemuan SBY dan Megawati dapat diwujudkan. Apalagi, Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani, juga telah menunjukkan sinyal positif akan rencana silaturahmi kebangsaan tersebut.

"Terkait rencana pertemuan Pak SBY dan Ibu Megawati, kita mengharapkan itu terjadi dan terus diikhtiarkan. Sebelumnya, Mbak Puan juga telah memberikan sinyal positif terkait rencana silaturahmi kebangsaan ini. Kita tunggu saja," kata Kamhar.

Demokrat, katanya, terus berupaya menyusun pertemuan itu. "Benar bahwa pascapertemuan Mbak Puan dengan Mas Ketum AHY telah membawa hubungan Partai Demokrat dan PDIP pada next level.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelumnya mengatakan hubungan kedua parpol saat ini tengah cair. Hubungan pun disebut terus berlanjut sampai saat ini usai pertemuan Puan dan AHY. "Terus dilanjutkan pertemuan. Artinya kita menjadi cair sekali," kata Hasto.

Hubungan Partai Demokrat dan PDI Perjuangan (PDIP) terus berlanjut usai pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada beberapa waktu lalu.

Peta Koalisi

Pengamat politik dari Universitas Islam Indonesia (UIN) Yogyakarta, Gugun el Guyanie, yang diminta pendapatnya mengatakan jika pertemuan Mega dan SBY tidak bisa mengubah peta koalisi maka itu artinya pertemuannya tidak strategis, hanya simbolis pragmatis.

"Hampir 20 tahun, Mega dan SBY tidak ada komunikasi politik secara langsung. Walaupun sebenarnya untuk local electoral pemilihan kepala daerah, ada titik temu antara Demokrat dan PDIP dalam satu koalisi. Hal itu berarti tidak ada oposisi dan koalisi yang kaku," kata Gugun.

Pertemuan kedua tokoh juga sangat mungkin membuka peluang menjajaki koalisi baru dengan menggeser Demokrat dari koalisi pengusung Anis Baswedan.

"Kalau itu yang terjadi, maka pertemuannya bermakna strategis," paparnya.

Kalau ada koalisi yang bisa memberi bargaining position AHY, terutama cawapres, atau minimal menteri yang strategis maka peta koalisi bisa bergeser. Koalisi Demokrat itu masih bisa digoyang oleh badai politik yang dinamis," tutup Gugun.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top