Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mitigasi Risiko l BMKG Ingatkan Fenomena Perubahan Iklim Makin Mengkhawatirkan

Pertanian Modern Atasi Cuaca Ekstrem

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah mengajak generasi muda mengatasi cuaca ekstrem dengan terlibat aktif mendorong pertanian modern atau meninggalkan pertanian berpola tradisional.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan konsep smart farming ataupun green house yang kini mulai diterapkan petani milenial di sejumlah daerah. Mentan mengatakan konsep tersebut wajib dilakukan mengingat Indonesia terus dihadapkan pada cuaca ekstrem maupun krisis global.

"Saya kira smart farming ataupun green house yang sudah menggunakan teknologi mekanisasi harus kita kembangkan bersama. Melalui cara itu, pertanian kita akan masuk pada pertanian modern," ujarnya melalui keterangannya saat menghadiri Reuni dan Silaturahmi Keluarga Besar Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (25/4).

Mentan mengatakan, saat ini pemerintah menyiapkan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai modal penting dalam meningkatkan skala usaha tani. Fasilitas permodalan tersebut bisa diakses siapa saja yang memiliki lahan dan petani yang memadai sebagai penerima KUR.

Dirinya menambahkan, pertanian adalah sektor paling strategis karena selama empat tahun terakhir terbukti menjadi bantalan ekonomi. Pertanian juga terbukti menjadi lapangan pekerjaan bagi jutaan masyarakat Indonesia.

"Selama pandemi dan krisis global lainnya, pertanian tetap tumbuh meyakinkan dan mampu menjadi bantalan ekonomi nasional. Karena itu, pertanian adalah sektor yang paling strategis bagi setiap peluang usaha," katanya.

Terakhir, dirinya ingin Sulawesi Selatan jauh lebih maju dan menjadi pintu utama bagi kebutuhan pangan secara nasional. Sulawesi Selatan, kata dia, juga harus menjadi pemicu bagi tumbuh kembangnya ekonomi di seluruh daerah lainnya.

Seperti diketahui, fenomena cuaca ekstrem kian nyata terjadi. Sinar ultraviolet (UV) kategori ekstrem, Selasa (25/4), melanda sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di kawasan Timur dan Tengah.

Informasi yang dipublikasikan Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) melalui akun Instagram resminya, Senin (24/4), paparan sinar UV ekstrem matahari mulai pukul 09.00 WIB.

Dikutip dari penjelasan di website Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sinar UV ekstrem ini merupakan tingkat bahaya terparah bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung. Diperlukan semua tindakan pencegahan karena kulit dan mata dapat rusak dan terbakar dalam hitungan menit.

BMKG pada 20 Maret 2023 menyatakan fenomena perubahan iklim makin mengkhawatirkan. Kondisi ini dimulai sejak 2016 saat Indonesia mencapai kategori suhu terpanas selama periode 1981-2020. Kini, cuaca sangat panas pun terasa dalam beberapa hari terakhir, khususnya pada siang hari.

"Fenomena perubahan iklim makin mengkhawatirkan lho. Ini bisa dilihat dari maraknya bencana hidrometeorologi di dunia dan suhu udara yang lebih panas," dikutip dari akun Twitter BMKG.

BMKG mencatat 10 kota terpanas di Asia sebagian besar ada di Myanmar dan India.Terbaru, pemerintah Thailand mengeluarkan peringatan cuaca panas ekstrem dan mengimbau warganya tak keluar rumah.

Krisis Pangan

Senior Campaign Strategist Greenpeace International, Tata Mustasya, menegaskan fenomena ini menunjukkan ongkos krisis iklim yang sangat mahal, salah satunya bakal berdampak terhadap krisis pangan dan kenaikan harga pangan.

Dampak lanjutannya, kata dia, ialah kenaikan harga pangan yang salah satunya disebabkan krisis iklim ini akan berdampak lebih besar bagi kelompok rentan, seperti kelompok berpendapatan rendah dan miskin.

Kenaikan harga dan krisis pangan ini memiliki dampak kemanusiaan, sosial, ekonomi, dan politik yang sangat besar.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top