Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Fosil I Pembangunan Kilang Dilakukan saat Pemerintah Fokus pada Kendaraan Listrik

Pertamina Tetap "Upgrade" Kilang

Foto : ISTIMEWA

NICKE WIDYAWATI Direktur Utama PT Pertamina

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tetap berkomitmen menyelesaikan pembangunan kilang minyak di Indonesia kendati fokus pemerintah ke depan adalah pengembangan kendaraan listrik. Meski demikian, DPR RI tetap mendukung rencana pembangunan kilang tersebut dan mendesak Pertamina segera mencari mitra baru untuk membangun proyek kilang yang terus berlarut-larut tak kunjung terealisasi.

Dalam sidang lanjutan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR, Rabu (1/7), Pertamina didesak untuk melakukan terobosan dalam mencari mitra kerja baru untuk mendukung pembangunan proyek kilang.

"Komisi VII DPR RI mendesak Direktur Utama PT Pertamina (Persero) untuk melakukan langkah-langkah terobosan dalam mencari mitra kerja baru yang lebih baik untuk mendukung seluruh Megaproyek Kilang Minyak dan Petrokimia demi Ketahanan Energi Nasional," demikian salah satu poin poin kesimpulan RDP Komisi VII dengan Pertamina.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dalam penutupan rapat menyampaikan apresiasi atas kesimpulan yang dihasilkan. "Terima kasih atas semua masukan, melengkapi perencaaan dan implementasi," ujar Nicke.

Sebelumnya dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, awal pekan ini, Nicke menjelaskan pembangunan kilang harus melihat prospek dalam jangka panjang dan pendek. Menurutnya, keragu-raguan selama ini membuat pembangunan kilang terkatung-katung hingga 30 tahun lebih.

Baca Juga :
Intervensi Pasar

Nicke mengungkapkan kualitas kilang di Indonesia saat ini masih euro 2. Karena itu, kualitas tersebut harus ditingkatkan menjadi standar euro 5. Terlebih lagi, lanjutnya, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berstandar euro 2 sudah tidak ramah lagi bagi lingkungan.

"Karena carbon emission (emisi karbon) kita ini kan makin lama makin jelek polusinya," ujar Nicke. "Jadi ini jangan dulu bicara mengenai kapasitas, faktanya hari ini kita masih memerlukan 1,3 juta sampai 1,4 juta BBM per hari. Ini fakta," tambahnya.

Selain itu, Nicke menilai kalau tidak ditingkatkan ke euro 5, Indonesia berpotensi banyak impor produk tersebut dari negara lain. Karena itu, peningkatan kualitas atau upgrade kilang di Indonesia menjadi suatu keharusan.

Nicke menegaskan pihaknya dalam jangka waktu ke depan masih akan menyelesaikan kilang yang saat ini masih proses pembangunannya. "Karena itu di dalam program kita, kita lakukan upgrading untuk 4 kilang besar 1 adalah Balikpapan, kemudian Balongan, ketiga Cilacap, keempat adalah Dumai. Bagaimana dengan Plaju? Plaju itu yang kita akan fokus meng-upgrade Plaju menjadi bio refinery," jelasnya.

Kendaraan Listrik


Pada kesempatan sama, Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, mengatakan kilang yang dibangun Pertamina itu baru bisa dimanfaatkan antara 4 sampai 8 tahun berikutnya. Jangka waktu itu dianggapnya kurang sesuai dengan kampanye kendaraan listrik makin gencar saat ini.

"Ini artinya perilaku masyarakat akan berubah ke kendaraan listrik yang berimplikasi ke pendapatan Pertamina akan menurun," kata Mufti.

Baca Juga :
Ekspor Gerbong Kereta

mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top