Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha

Pertamina Tekan Impor Minyak Mentah Hingga 35 Persen

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus berupaya melakukan penyerapan minyak mentah dan kondensat dalam negeri secara optimal. Tercatat, hingga 2 Agustus 2019, total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mencapai 123,6 ribu barel minyak mentah per hari (MBCD) dari 39 KKKS.

Melalui upaya tersebut, Pertamina telah menekan impor minyak mentah sampai 35 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 339 ribu barel per hari (MBPD). VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan total kesepakatan pembelian minyak mentah dan kondensat dari KKKS dalam negeri ini telah meningkat sangat signifikan dibandingkan pada tahun 2018.

"Dari total volume tersebut, kami mengoptimalkan pasokannya sesuai dengan kebutuhan, jenis dan volume, serta kesepakatan bisnis yang dicapai," katanya secara tertulis di Jakarta, Selasa (13/8).

Menurut Fajriyah, dengan adanya penyerapan ini, maka berdampak pada penurunan impor minyak mentah Pertamina. Seperti terlihat pada periode Januari-Juni 2019, impor minyak mentah Pertamina tercatat sebesar 220 MBPD.

"Dengan volume impor minyak mentah sebanyak 220 MBPD, maka komposisi impor dibandingkan lifting domestik yang sebesar 681 MBPD mencapai sekitar 25 persen banding 75 persen. Kondisi ini membaik dibandingkan tahun 2018 dengan perbandingannya 37 persen (339 MBPD) impor dan 63 persen (571 MBPD) domestik," jelas dia.

Fajriyah menjelaskan, bahwa delivery untuk total volume minyak mentah dan kondensat yang disepakati akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati dan bisa berbeda-beda untuk setiap KKKS. Begitu pula dengan jenis crude yang diserap Pertamina, juga bisa berbeda-beda karena disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan di kilang.

Optimasi Kilang

Selain menekan impor minyak mentah, perusahaan energi nasional yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui kementerian Badan Usaha Milik Negara(BUMN) selaku pemegang saham, juga berhasil menekan impor produk BBM seperti avtur dan solar.

Dengan adanya inovasi untuk optimasi kilang, sejak Mei 2019 Pertamina sudah bisa memenuhi kebutuhan avtur dan solar dalam negeri dari produksi kilang-kilang sendiri.

"Hal ini tentunya menjadi prestasi sendiri untuk mendorong pemenuhan kebutuhan dalam negeri dari sumber daya yang kita miliki. Bahkan produksi Avtur dari Kilang Cilacap kini sudah diekspor ke luar negeri karena kebutuhan avtur domestik semua sudah terpenuhi," kata dia.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top