Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Kolaborasi Masyarakat dan Pemerintah Bisa Atasi Varian Delta

Persentase BOR di Sejumlah Daerah Menurun

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengemukakan persentase keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah daerah mengalami tren penurunan. Capaian di sejumlah daerah ini sangat diapresiasi.

"Pemerintah daerah di wilayah tersebut berhasil menekan beban berat tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit selama beberapa pekan terakhir," kata Wiku saat menyampaikan laporan perkembangan penanganan Covid-19 yang dipantau secara virtual dari YouTube BNPB, Selasa (4/8) sore.

Menurut Wiku, laporan BOR yang sempat menyentuh angka 77,07 persen pada 11 Juli 2021, perlahan menunjukkan penurunan menjadi 75,9 persen selama tiga pekan terakhir. Kemudian, persentasenya kembali menurun ke angka 70,6 persen dan di pekan terakhir menjadi 61,95 persen.

Menurut Wiku, penurunan persentase BOR sejalan dengan penurunan kasus aktif selama dua pekan terakhir dari yang sebelumnya mencapai 18,84 persen menjadi 18 persen dan terus turun menjadi 15,55 per tanggal 1 Agustus 2021.

Turun Bersamaan

Wiku mengatakan penurunan BOR nyata terlihat pada situasi di Wisma Atlet Jakarta yang saat ini persentase huniannya ada di angka 31,34 persen. "Jika dilihat pada perkembangan di tingkat provinsi, penurunan kasus aktif dan BOR secara bersamaan terjadi di 14 provinsi," katanya.

Provinsi yang dimaksud adalah Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Beberapa provinsi juga mencatatkan penurunan BOR cukup signifikan, seperti Provinsi DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 21,55 persen dan Banten yang turun sebesar 20,57 persen dalam sepekan terakhir.

"Hal ini menunjukkan walaupun varian Delta ini sangat mudah menular, namun daya lawan seluruh pemerintah dan masyarakat dengan upaya kolaboratif nyatanya efektif dalam menghadapinya," katanya.

Meski kondisi di Tanah Air membaik, Korea Selatan (Korsel) telah mendeteksi dua kasus pertama Covid-19 varian baru Delta Plus, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pada Selasa (3/8). Korsel sedang berjuang menahan gelombang keempat infeksi virus korona secara nasional.

Varian Delta Plus adalah subgaris keturunan dari varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, dan telah memperoleh mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ditemukan dalam varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Laporan kasus Covid-19 varian Delta Plus sejauh ini sedikit, dan beberapa negara, termasuk Inggris, Portugal, dan India, telah melaporkan beberapa kasus varian tersebut.

"Kasus pertama (di Korsel) diidentifikasi pada seorang pria berusia sekitar 40 tahun yang tidak memiliki catatan perjalanan baru-baru ini," kata KDCA kepada Reuters melalui pesan teks.

Hasil tes pada orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pria tersebut menunjukkan bahwa salah satu anggota keluarganya dinyatakan positif, namun KDCA tidak mengonfirmasi bahwa pasien tersebut terinfeksi Delta Plus."Kasus kedua ditemukan pada pelancong luar negeri," kata KDCA.

Otoritas kesehatan mengatakan beberapa vaksin utama berfungsi melawan varian Delta, yang sangat menular dan telah menjadi dominan di banyak negara


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top