Perry Warjiyo : Sektor Publik dan Swasta Masih Sulit Adopsi Keuangan Berkelanjutan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Jumat (18/2). ANTARA/Agatha Olivia
Foto: antaraJAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai sektor publik dan swasta masih sulit mengadopsi dan mengakses instrumen keuangan berkelanjutan, sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri.
Padahal, perkembangan instrumen keuangan berkelanjutan sejak 2007 menunjukkan tren yang menggembirakan, tak hanya secara volume, tetapi dalam berbagai jenis instrumennya.
"Kami memiliki instrumen keuangan pasar modal, seperti obligasi hijau, berkelanjutan, terkait keberlanjutan, dan sosial, serta pasar pinjaman instrumen seperti pinjaman hijau dan pinjaman berkelanjutan," ucap Perry dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Jumat (18/2).
Ia pun menyadari beberapa lembaga keuangan global mulai memanfaatkan instrumen pasar uang hijau, seperti repo hijau atau berkelanjutan, surat komersial hijau atau berkelanjutan, dan derivatif hijau atau terkait environmental, social & governance (ESG).
Maka dari itu, dalam mengatasi hambatan tersebut dibentuk lah alur kerja kedua Kelompok Kerja Keuangan Berkelanjutan G20 (SFWG), yakni meningkatkan instrumen keuangan berkelanjutan dengan fokus pada peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan.
Negara-negara G20 harus berkoordinasi dan bekerja sama dalam mengatasi masalah bersama, seperti standar, alat penyelarasan pasar termasuk untuk pelaporan dan persyaratan pengungkapan, metrik data ESG, dan layanan verifikasi.
"Tidak hanya berbagai instrumen, ini relevan untuk pemerintah, otoritas sektor keuangan, dan sektor swasta untuk bersama-sama menciptakan ekosistem keuangan berkelanjutan yang akan mendukung peningkatan aspirasi," tegas Perry.
Dirinya berpendapat hal tersebut penting karena instrumen tidak dapat berfungsi dengan baik secara sendirian.
Pasar instrumen keuangan berkelanjutan domestik yang kredibel dan efisien tak dapat diciptakan tanpa ketersediaan entitas lokal yang memberikan verifikasi, sertifikasi, pelabelan, dan jasa konsultasi.
Dengan demikian, sebuah ekosistem mengatur proses penting yang mendukung stabilitas sistem dan menjaga keseimbangan di antara para pemain kuncinya.
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
Berita Terkini
- Wamensos Sebut Instrumen untuk Makan Bergizi Gratis Sudah Kuat
- BGN Sebut Hasil Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dievaluasi Secara Berkala
- Ini Klasemen Liga Inggris: Liverpool Naik Puncak, Forest Tembus Tiga Besar
- Tindak Tegas, Polda Sumut Sita 55,95 Kg Sabu-sabu
- Arah Pembangunan Pusat dan Daerah Harus Selaras