Perpustakaan UK Petra Hadirkan Pohon Natal dari Bahan Perkakas Bambu
Pohon Natal Bambu di ruang pamer Perpustakaan UK Petra Surabaya, Senin (13/12).
Foto: istimewaMengambil nuansa Nusantara, Perpustakaan Universitas Kristen (UK) Petra, Surabaya, menghadirkan Pohon Natal Bambu untuk menghangatkan semangat Natal 2021, di tengah suasana badai Covid-19 dan bencana alam lainnya yang mengingatkan manusia untuk tetap kuat.
Hanya dalam lima hari saja, sebanyak 544 perkakas dapur dari bambu yang biasa dipakai masyarakat Jawa, disusun dengan cantik dan megahnya di Gedung Radius Prawiro lantai 6 KUK Petra.
Mengikuti nuansa Natal universitas yaitu budaya Nusantara. Peringatan Natal kali ini manusia diingatkan untuk belajar dari pohon bambu. Bambu ini memiliki akar yang sangat kuat, tetapi hidupnya berkelompok dan berdampingan dengan yang lainnya. Hal ini semakin memperkuat dari hempasan angin dan badai.
"Hendaknya kita belajar dari bambu ini dengan memiliki fondasi hidup yang kuat, yaitu Firman Tuhan. Sehingga ketika menghadapi badai kehidupan, kita tidak akan mudah putus asa," ungkap Dian Wulandari, selaku Kepala Perpustakaan UK Petra saat menerangkan filosofi Pohon Natal Bambu, di Surabaya, Senin (13/12).
Dengan ketinggian mencapai 7 meter, terdiri dari berbagai perkakas berbahan bambu, di antaranya terdiri dari 188 kalo, 115 tampah, 70 tedok, 75 irek, dan 60 pincuk, karya ini di buat oleh dosen Luar Biasa Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) UK Petra, yaitu Trimatra Bagus dan tim.
Sangat Berguna
Mengapa dari bambu? Meskipun tergolong rumput, tetapi bambu mempunyai akar yang panjang serta kuat. Tak hanya itu, bambu ini merupakan tanaman yang sangat berguna.
"Tidak peduli apa pun latar belakang kita, kita berharga di hadapan Tuhan, dan Tuhan ingin kita menjadi berkat bagi sekitar kita," tambah Dian.
Peluncuran Pohon Natal Perkakas Bambu di ruang pamer Perpustakaan UK Petra lantai 6 Kampus UK Petra itu menampilkan tarian Bedoyo Wulandaru yang dibawakan oleh mahasiswa UK Petra. Tarian asal tanah Blambangan, Banyuwangi, ini biasanya digunakan masyarakat untuk menyambut tamu agung yang datang dan dianggap sebagai penerang dan suatu keberuntungan.
"Tarian ini merupakan tarian kebahagiaan, yang menggambarkan Natal adalah sebuah berita sukacita sebab kedatangan Sang Mesias, Yesus Kristus, yang membawa berita keselamatan bagi umat manusia," tutup Dian.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 3 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Natal Membangun Persaudaraan