Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fisher Jiang, Country Director Huawei Device Indonesia

Permudah Konsumen Ponsel

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Fisher Jiang mempunyai keinginan agar konsumen benar-benar membeli "handphone" yang berkualitas dengan teknologi terbaru hasil dari penelitian yang panjang.

Harga telepon seluler (handphone) atau ponsel yang mahal belum tentu karena teknologinya yang maju, tetapi karena konsumen ikut dibebani dengan biaya promosi dan iklan. Mahalnya biaya promosi dan iklan itu masuk dalam harga sebuah ponsel.

Adalah Country Director Huawei Device Indonesia, Fisher Jiang, yang membuka kartu harga ponsel tersebut. Itulah sebab, dia menyatakan tak ingin konsumen Huawei terbebani biaya promosi dan iklan. "Kami tidak mau konsumen membayar mahal produk Huawei karena ikut membayar biaya promosi dan iklan. Tapi benar-benar membeli handphone yang berkualitas karena teknologi yang terbaru hasil dari penelitian yang panjang," ujarnya belum lama ini saat berlunjung ke Bandung.

Fokus memberikan value benefit kepada konsumen inilah yang membuat Huawei memperkuat teknologi dan jejaring, dan itu dilakukan sejak pertama didirikan 39 tahun lalu.

Dia mengaku jika selama 30 tahun, Huawei sudah diakui sebagai ICT Network nomor pertama di dunia, terdepan dalam jaringan 5G dan kini merupakan nomor tiga terbesar produk HP di dunia.

"Kami bisa mencapai posisi nomor satu dengan budaya Huawei yang sudah tercipta puluhan tahun," paparnya.

Budaya yang dimaksud Jiang adalah bekerja bersama- sama selayaknya seekor lebah. Lebah juga adalah hewan yang fleksibel suka menjelajah ke mana pun, dan terus berpikir global. "Global inovatice give adalah budaya kami," tegasnya.

Jiang mengatakan dalam bekerja sama harus selalu fokus pada tujuan utama, yakni menyenangkan konsumen. Untuk produk ponsel tentunya produk yang memenuhi kriteria teknologi terbaru dan harga terjangkau. Dengan begitu, menurutnya, Huawei harus selalu fokus untuk membuat produk ponsel yang berbeda dengan kompetitor dan di luar dugaan. Hal inilah yang membuat perusahaan tidak terlalu banyak membuat ponsel yang berseri, terpenting produknya terbaik, bukan terbanyak dalam jenisnya.

Selain itu, agar fokus membuat ponsel yang bagus, hingga saat ini Huawei tidak tergiur membuat produk home appliance seperti merek lain. "Tidak banyak buat produk handphone, sebab kami ingin fokus di sana saja," tegasnya.

Kekuatan Riset

Agar perusahaan berjalan dengan baik, Huawei membuat cara unik dalam membuat struktur kepemimpinan. Perusahaan memiliki tiga orang CEO yang posisinya selalu berputar di antara ketiganya. Tujuannya agar ide-ide segar selalu muncul dan tidak bosan duduk di satu bidang dalam waktu yang cukup lama.

Perusahaan pun bukan merupakan perusahaan publik yang harus setor profit kepada pemegang saham. Perusahaan malahan menjadi milik seluruh karyawan. Sebab, pendiri perusahaan ternyata hanya memiliki porsi saham sebesar 2 persen, sisanya milik karyawan.

Dengan cara demikian, maka seluruh karyawan memiliki tanggung jawab untuk memajukan perusahaan. Hasil keuntungan perusahaan pun tidak selalu dibagikan habis kepada pemegang saham (karyawan), tetapi menjadi biaya modal perusahaan khususnya untuk penelitian.

Jiang mencontohkan, tahun 2016 lalu, seluruh keuntungan bahkan dipakai untuk membiayai riset. Tujuannya tentu untuk menghasilkan produk ponsel yang tercanggih, namun harga terjangkau.

"Sejak berdiri, investasi untuk riset sudah triliunan. Investasi kami setiap tahunnya di atas 10 miliar dollar AS. Jumlah produk yang dipatenkan sekitar 74.307," tegasnya.

Capaian riset yang luar biasa itu karena dari total 180 ribu orang karyawan yang dimiliki, sekitar 80 ribu karyawan adalah insinyur dan bekerja di bagian riset.

Pusat riset bukan hanya di Tiongkok, tapi sudah dibangun pula di Eropa, seperti Jerman dan Inggris. Bahkan, pusat riset Huawei pun sudah ada di Jepang. Selain itu, riset kolaborasi juga kerap dilakukan. Terbaru adalah kerja sama dengan produsen lensa Leica.

Kerja sama riset dilakukan untuk membuat kamera ponsel yang bagus yang bisa ditanamkan pada handphone. Apalagi tren saat ini, handphone harus memiliki lensa dua atau bahkan tiga dalam satu gadget.

Ia mengakui fokus pada kamera di handphone karena saat ini pengguna semakin suka untuk ber-selfie atau memotret layaknya seorang profesional. Dalam waktu dekat, Huawei akan membuat produk handphone dengan tiga kamera yang tertanam di dalamnya.

"Kami saat ini memang fokus pada produk high end, tanpa meninggalkan produk middle. Dengan fokus seperti ini, kami yakin market share global dapat mencapai 10,5 persen di 2017, tahun 2016 lalu mencapai 9,4 persen. Tahun 2018 tentunya masih berjalan, tapi yakin bisa meningkat dengan produk high end terbaru," jelasnya.

Khusus Indonesia, Jiang yakin pasar handphone dengan kamera banyak akan laku keras. Apalagi menurutnya, masyarakat di Indonesia sangat suka dengan foto selfie. Ia yakin bisa mencapai nomor tiga kue pasar handphone di Indonesia pada akhir tahun 2018 ini.

BIODATA

Nama: Fisher Jiang

Pendidikan : Wuhan University of Science and Technologi

Karier :
• Country Director Huawei Device Indonesia, 2018-sekarang
• Deputy Director Consumer business Group Netherlands, Den Haag, Januari 2014-2018
• Head of Product Marketing CBG Germany, 2008-2014

teguh raharjo/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top