Permintaan Lemah pada Produk Rendah Karbon Hambat Investasi Hijau
Ilustrasi. NDC Partnership & UNFCCC luncurkan alat untuk mendukung berbagai negara guna meningkatkan ambisi NDC 3.0 dan mempercepat implementasinya.
Foto: Antara/HOLONDON - Menurut inisiatif Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim ke-28 atau Conference of Parties (COP) 28, baru-baru ini, lemahnya permintaan terhadap produk ramah lingkungan menghambat investasi yang dibutuhkan hingga 700 miliar dolaar AS dalam proyek rendah karbon pada industri dengan emisi tinggi seperti aluminium, baja, dan semen.
Dikutip dari The Straits Times, Industrial Transition Accelerator atauIndustrial Transition Accelerator (ITA) dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (19/8), mengatakan, lebih dari 450 proyek industri skala besar di seluruh dunia mencari investasi ratusan miliar dollar AS untuk memangkas emisi karbon.
ITA dibentuk pada pertemuan puncak COP28 di Dubai untuk merangsang investasi yang dibutuhkan dalam proyek hijau.
Enam sektor industri berat yang diperiksa dalam laporan tersebut, aluminium, semen, kimia, baja, penerbangan dan pengiriman - menyumbang sekitar 30 persen dari seluruh emisi CO2 global, kata ITA.
"Agar tetap sejalan dengan target iklim yang selaras dengan Perjanjian Paris, sejumlah besar proyek berskala besar, harus mencapai keputusan investasi akhir mereka dalam 2-3 tahun ke depan," kata kelompok itu.
Namun, pengembang proyek belum mendapatkan komitmen tegas dari pembeli untuk produk rendah karbon seperti baja hijau dan bahan bakar penerbangan berkelanjutan guna mengamankan pembiayaan yang diperlukan, tambahnya.
"Kurangnya permintaan yang jelas dan berkelanjutan untuk produk rendah karbon merupakan hambatan terbesar bagi investasi. Bisnis dan pemodal tidak dapat berkomitmen pada proyek-proyek ini tanpa adanya kepastian pasar," kata Faustine Delasalle, direktur eksekutif Sekretariat ITA.
ITA aktif di Brasil dan Uni Emirat Arab, memberikan dukungan yang ditargetkan kepada pengembang proyek, kata pernyataan itu.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
- Retno Marsudi Diangkat Jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Terbarukan Singapura
- CEO Nvidia Jensen Huang Sebut 'Era AI telah Dimulai'
- Messe Duesseldorf Ajak Industri Plastik dan Karet Indonesia Akselerasi Penerapan Industri Hijau Melalui Pameran K
- Edukasi Pentingnya Nutrisi Toko Susu Hadirkan Area Permainan