Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pretoria Business Luncheon

Perluas Pasar Produk Indonesia di Afrika Selatan

Foto : dok. KBRI Pretoria
A   A   A   Pengaturan Font

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pretoria berupaya untuk memperluas pasar bagi produk Indonesia di Afrika Selatan, salah satunya dengan mengumpulkan para importir produk Indonesia di negara tersebut.

KBRI Pretoria bersama Indonesian Trade and Promotion Centre (ITPC) Johannesburg mengadakan kegiatan Pretoria Business Luncheon dengan mengundang para importir produk-produk Indonesia di Afsel.

Produk-produk Indonesia yang telah masuk di pasar Afrika Selatan, antara lain barang kebutuhan sehari-hari, kabel dan peralatan listrik, produk farmasi, otomotif, ban dan pelumas, tekstil, perabot.

"Kami tidak hanya mendorong produk Indonesia untuk diimpor ke Afrika Selatan, tetapi juga ekspor produk Afsel yang dibutuhkan oleh pasar Indonesia. Hubungan ratusan tahun Indonesia dan Afrika Selatan selayaknya terefleksikan dalam angka perdagangan yang lebih tinggi," kata Salman Al Farisi, Duta Besar (Dubes)RI untuk Afrika Selatan, Senin (18/3), waktu setempat.

Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan dari perusahaan-perusahaan Indonesia berupaya mendapatkan masukan dari berbagai mitra usaha asal Afrika Selatan.

Salah seorang pengusaha produk makanan dan minuman, Yusuf Kalla, berbagi pengalamannya mendatangkan produk mie instan dari Indonesia. Dia mengaku terkesan dengan produk Indonesia yang berkualitas tinggi dan dengan para pengusaha Indonesia yang dapat dipercaya.

Berdasarkan kesan positif dari pengalamannya, Yusuf Kalla mendorong pemanfaatan forum Trade Expo Indonesia (TEI) untuk membangun jejaring dengan para pengusaha Indonesia sekaligus mendapatkan mitra yang tepat bagi para pelaku usaha perdagangan Afrika Selatan.

Pada kesempatan itu, Dubes Salman menyampaikan penghargaan atas berbagai kerja sama yang telah terjalin serta membuka diri untuk menerima berbagai masukan dalam rangka meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.

Selanjutnya, Dubes Salman juga menyampaikan berbagai peluang bagi pengusaha Afrika Selatan untuk mengimpor produk industri strategis Indonesia yang sudah diakui kualitasnya, antar lain kereta api, seragam militer, serta teknologi komunikasi.

Salman mengharapkan para pengusaha Afrika Selatan, yang telah melakukan kerja sama dengan pengusaha Indonesia, dapat berbagi pengalaman positif kepada jejaring pelaku usaha lainnya di Afrika Selatan.

Afrika Selatan merupakan salah satu pintu masuk ke pasar Afrika yang lebih luas, khususnya wilayah Afrika bagian selatan. Berbagai potensi Afrika Selatan, sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Afrika, membuka peluang bagi para pengusaha Indonesia untuk memanfaatkan potensi tersebut guna penetrasi pasar yang lebih luas di kawasan Afrika. pur/R-1

Penanda Hubungan Indonesia - Afrika Selatan

Pada kesempatan berbeda, peluncuran buku From the Spice Islands to Cape Town: The Life and Times of Tuan Guru oleh jurnalis Afrika Selatan, Shafiq Morton, mengingatkan bangsa Indonesia terhadap tokoh besar dari Tidore, Maluku Utara yang menjadi penanda hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan.

Dubes Salman yang hadir dalam acara tersebut, Selasa (19/3), waktu setempat, sangat mengapresiasi terkait peluncuran buku tentang Tuan Guru yang bernama asli Imam Abdullah Qadhi Abdus Salam di Cape Town, Afrika Selatan.

Salman menghadiri acara peluncuran buku itu atas undangan Lembaga Waqaf Afrika Selatan, Awqaf SA. "Saya berharap buku ini semakin memperkaya ingatan publik atas keterkaitan sejarah yang kuat dan pentingnya hubungan antara Indonesia dan Afrika Selatan," ujarnya.

Penerbitan buku ini adalah bagian dari proyek the Awqaf's Leaders and Legacies Project yang bertujuan merawat ingatan atas tokoh besar pemimpin umat.

Tuan Guru, sosok yang diabadikan dalam buku ini adalah ulama keturunan Indonesia yang mendakwahkan Islam di Afrika Selatan. Tuan Guru Imam Abdullah Qadhi Abdussalam lahir di Tidore pada 1712, dan meninggal di Cape Town pada 1807 pada usia 95 tahun.

Tuan Guru tiba di Cape Town dengan kapal VOC, Zeepard, pada 1780 ketika berusia 68 tahun. Belanda mengirimnya ke Cape Town untuk menghalangi interaksinya dengan Inggris, musuh bebuyutan Belanda pada era kolonialisme.

Dalam pengasingan, Tuan Guru mendirikan madrasah pertama di Afrika Selatan pada 1793, dan tidak lama setelah itu, membangun masjid pertama di Afrika Selatan, Masjid ul-Awwal. Tuan Guru yang Hafiz Quran, menuliskan kembali Al Quran dari hafalannya saat dipenjara di Pulau Robben selama dua kali.

Ulama besar ini juga menulis karya lain Ma'rifat wal Iman wal Islam (Pengetahuan Iman dan Agama) setebal 613 halaman, yang menjadi panduan Muslim di Cape Town untuk belajar Islam. Tuan Guru sangat dihormati di Afrika Selatan.

Pendatang Muslim telah menjadi bagian dari perjuangan nasional di Afrika Selatan terhadap belenggu kolonialisme. Nama tahanan politik kolonialisme seperti Tuan Guru, Syekh Yusuf, Hadjie Matarim, dan lainnya menjadi simbol perjuangan melawan kesewenangan Belanda dan Inggris.

Dubes Salman menyampaikan selamat kepada penulis buku yang telah secara artikulatif menyelami kembali hidup dan kontribusi Tuan Guru bagi Afrika Selatan. Dubes meyakini buku ini akan memperkaya pengetahuan kedua bangsa.

Penulis buku Shafiq Morton, jurnalis foto, editor, dan presenter radio/TV memiliki pengalaman puluhan tahun dan memenangkan berbagai penghargaan meliput berbagai topik seperti kampanye anti-apartheid, pembebasan Nelson Mandela, dan pemilihan umum Afsel 1994.

Tahun 2008, Morton memenangkan Penghargaan Vodacom National Award kategori media komunitas dan penghargaan regional pada tahun 2010.
Karya-karya penulis sebelumnya termasuk Notebooks from Makkah and Madinah (a Saudi Arabian travelogue), Surfing behind the Wall, My Palestinian Journey, dan A Mercy to All.

KBRI Pretoria dan KJRI Cape Town mendukung penuh pelaksanaan kegiatan peluncuran buku "From the Spice Islands to Cape Town: The Life and Times of Tuan Guru". Acara peluncuran buku tersebut menyemarakkan rangkaian kegiatan peringatan 25 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Afrika Selatan sepanjang 2019. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top