Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Warga

Perlu "Duta Vaksin Anak" Buat Mengedukasi

Foto : Antara

Harapan Murid I Pelajar SDN 2 Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalsel, mengikuti vaksinasi. Para murid tidak lagi takut divaksinasi. Mereka berharap setelah divaksin bisa tetap sehat dan sekolah bisa normal kembali seperti dulu.

A   A   A   Pengaturan Font

BANJARMASIN - Untuk mempercepat vaksinasi anak, pemerintah kiranya perlu membentuk "Duta Vaksin Anak" (DVA) untuk edukasi kepada anak-anak agar mau divaksin. Usul ini disampaikan anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd, di Banjarmasin, Jumat (14/1).

"Pemerintah perlu melibatkan anak dalam sosialisasi vaksinasi Covid-19. Dengan demikian psikis anak akan lebih siap menghadapi penyuntikan dan efek vaksin," jelas Syamsul . Di sinilah diperlukannya sosok DVA untuk edukasi anak usia 6-11 yang menjadi sasaran vaksinasi.

Ia menyebutkan, DVA dapat memberi testimoni positif mengenai vaksin. Dengan demikian, diharapkan teman sebayanya merasa aman, sehingga bersedia divaksinasi. Sebab masih banyak orang tua yang tidak setuju anaknya divaksinasi.

Mayoritas orang tua beralasan khawatir dan takut terhadap rumor yang ditimbulkan vaksin. Untuk itu, perlu dimaksimalkan sosialisasi dan edukasi terkait vaksinasi anak.

Di samping itu, tambah Syamsul, yang tidak kalah penting, agar para vaksinator benar-benar memeriksa kondisi kesehatan anak yang akan menjalani vaksinasi.

Pemeriksaan kesehatan sebelum vaksinasi harus dilakukan dengan saksama untuk menghindari efek negatif yang tidak diinginkan. "Jangan sampai kelemahan skrining memicu kejadian yang tidak diinginkan. Sebab ini justru membuat pelaksanaan vaksinasi menjadi bumerang. Hal tersebut akan menghambat diseminasi dan vaksinasi itu sendiri," papar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM tersebut.

Sumber Penularan
Syamsul menegaskan pula, perlu vaksinasi untuk anak 6-11 tahun. Apalagi dengan diberlakukannya pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap. Sebab, anak juga berpotensi menjadi pembawa virus Covid-19 setelah beraktivitas di luar rumah dan menularkannya.

Gejala pada anak memang ringan. Tapi Syamsul mengingatkan bahwa anak bisa menjadi sumber penularan sekitarnya yang rentan di rumah seperti balita dan lansia dengan komorbid yang karena sesuatu sebab belum bisa divaksinasi. Di samping itu, mempertimbangkan kemungkinan rendahnya kepatuhan anak dalam memakai masker secara benar. Mereka juga masih sulit diminta tidak berkerumun, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

"Manfaat yang dapat diperoleh dengan vaksinasi pada anak 6-11 meningkatkan daya tahan tubuh spesifik terhadap infeksi Covid-19," paparnya. Banjarmasin mulai vaksinasi anak pada pekan ini. Kemarin, pelajar SDN 2 Syamsudin Noor, Banjarbaru mengikuti vaksinasi didampingi orang tua.

Seorang murid SD kelas VI, Nabila Azizah (11), senang telah divaksin. Dia berharap sehat terus terhindar dari Covid-19. "Senang sudah divaksin. Semoga pelajaran sekolah bisa normal kembali seperti dulu," ucapnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top