Perkuliahan "Online" Diperbanyak
Sekretaris Jenderal Kemristekdikti, Ainun Naim.
Model perkuliahan online ini juga sudah banyak diterapkan di kampus-kampus asing. Bahkan, beberapa di antaranya berencana membentuk konsorsium, dan menawarkan perkuliahan online untuk mahasiswa Indonesia. Model perkuliahan online ini nantinya mirip dengan yang dikembangkan UT (Universitas Terbuka). Namun dalam perkuliahan online, nantinya mahasiswa tidak selalu langsung berinteraksi dengan profesor.
"Interaksi dengan profesor bisa dilakukan atau diwakili semacam robot. Sebuah sistem yang bisa mewakili, mengevaluasi, merespons jawaban mahasiswa," papar Ainun.
Persentase siswa untuk bertatap muka dengan dosen juga sangat tergantung dengan program online yang dipilih, apakah full online atau kombinasi. "Variasinya nanti banyak," jelasnya.
Saat ini, kata Ainun, pemerintah juga tengah menyiapkan regulasi agar pelaksanaan perkuliahan online ini memiliki payung hukum. Dengan memanfaatkam perkuliahan online, universitas akan mencapai efisiensi yang optimal. "Kampus asing yang menawarkan perkuliahan online, bahkan biayanya bisa 50 persen lebih murah," ujarnya.
Ainun juga menjelaskan, konsep kampus siber juga memungkinkan hubungan antarkampus menjadi lebih erat. "Untuk mata kuliah tertentu, mahasiswanya bisa mengambil di universitas lain. Misalnya saya mahasiswa UI, saya akan mengambil robotic di ITB itu boleh. Itu diakui sebagai bagian dari total kredit yang diperoleh untuk mencapai degree," jelasnya.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya