Perkuat Kolaborasi, Dukungan Nyata Negara Maju Dibutuhkan Mempercepat Transisi Energi
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di sela rangkaian Pra-Sidang Umum Badan Energi Internasional (Irena) Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (16/4/2024) malam.
Dadan menekankan Indonesia sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan energinya sendiri sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan ekonomi domestik.
Namun tak dapat dipungkiri, untuk percepatan transisi energi, kerja sama teknologi dan pendanaan dari negara maju dibutuhkan.
Indonesia sebelumnya sudah merintis kerja sama Just Energy Transitions Partnership (JETP) (JETP) dengan negara-negara maju yang tergabung dalamInternational Partners Group(IPG), dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norwegia, Prancis dan Uni Eropa dengan total nilai mencapai 21,6 miliar dolar AS.
"Teknologi dan pendanaan. Ini yang kita harapkan negara maju mengambil porsi di situ. Tentunya nantiwin-win," kata dia.
Saat ini proses kerja sama pengembangan energi ramah lingkungan antara Indonesia dan sejumlah negara maju sedang digodok, antara lain, untuk pengembangan energi hidrogen dan industri baterai kendaraan listrik.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya