Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Perkuat Kolaborasi, BPBD Bali Berharap Dunia Usaha Berperan Bantu Atasi Kekeringan

Foto : ANTARA/Ni Luh Rhismawati

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin di Denpasar.

A   A   A   Pengaturan Font

Denpasar - Perkuat kolaborasi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin berharap pelaku dunia usaha di provinsi setempat dapat berperan membantu masyarakat yang mengalami masalah kekeringan.

"Idealnya teman-teman dunia usaha tidak terbatas siapapun, tidak hanya terbatas pihak perhotelan dan lain sebagainya, yuk sama-sama peduli kepada masyarakat kita," kata Rentin di Denpasar, Selasa.

Menurut Rentin, sejauh ini peran kalangan swasta atau dunia usaha di Provinsi Bali untuk membantu masyarakat dalam menghadapi persoalan kekeringan masih minim.

"Oleh karena itu, kami sering mengimbau teman-teman dunia usaha itu penting dalam penanggulangan bencana," ujarnya.

Ia mengapresiasi pola yang diterapkan sejumlah hotel yang telah memiliki beberapa daerah binaan yang notabene sering mengalami musibah dan bencana kekeringan.

Seperti salah satu hotel di kawasan Kuta yang memiliki satu desa binaan di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

Rentin mengatakan ketika desa itu mengalami kekeringan, kondisi gagal panen, ataupun kondisi musibah dan kebencanaan lainnya, hotel ini punya tanggung jawab.

"Jangankan kondisi kebencanaan, dalam kondisi normal sekalipun, hotel ini mendukung melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk kehidupan masyarakat, kehidupan sosial, mendukung kebutuhan infrastruktur, termasuk kebutuhan air bersih," katanya.

Apalagi di Kubu, Kabupaten Karangasem, sudah relatif sering mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Yang paling ekstrem pernah terjadi pada 2012, 2015, dan 2023.

"Hampir setiap tahun selalu terjadi, oleh karena itu langkah penyiapan sumber mata air permanen harusnya sebagai langkah dalam jangka panjang," ujar Rentin.

Selain itu, beberapa teknologi yang bisa diterapkan di beberapa daerah, termasuk negara lain yang bisa mengolah air laut menjadi air siap minum. Kemudian, pola penyediaan sumur bor di sisi lain.

"Kami juga sedang mengkoordinasikan program penyediaan air bersih dengan Kodam IX/Udayana menggunakan pompa air hydran dengan kekuatan dan kapasitas ekstra besar. Siapa tahu bisa dimanfaatkan untuk warga kita yang ada di Kecamatan Kubu Karangasem," ucapnya.

Rentin menambahkan dalam mengatasi masalah kekeringan di sejumlah daerah di Bali, BPBD Bali melakukan penyediaan air bersih di sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan.

"Armada tangki air kami bergerak, tidak hanya BPBD Bali, tetapi bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, ada dari PMI juga didukung Damkar dan PDAM di kabupaten/kota," ujarnya.

Sejauh ini BPBD Bali sudah membantu penyediaan air bersih untuk sejumlah daerah di Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng, dan sejumlah daerah di Kintamani, Kabupaten Bangli.

Sementara itu, BBMKG Wilayah III Denpasar telah memetakan lima wilayah di Bali masuk status Awas Kekeringan, karena sudah tidak ada hujan sekitar 61 hari berturut-turut.

"Sudah lebih dari 61 hari tidak turun hujan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya.

Lima wilayah di Bali yang masuk status Awas Kekeringan, yakni mayoritas di Kabupaten Buleleng meliputi Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Sawan, dan Kubutambahan. Sedangkan satu kecamatan berada di Kabupaten Karangasem, yakni Kecamatan Kubu.

Adapun Kecamatan Kubu menjadi kecamatan di Bali yang jumlah hari tidak ada hujan paling lama, yakni mencapai 90 hari.

Sedangkan tujuh wilayah di Bali masuk status Siaga Kekeringan, yakni Kecamatan Kintamani, Karangasem, Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan, Nusa Penida, dan Denpasar.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top