Perkembangan Terbaru, BI Sebut Agenda Perubahan Iklim Tingkatkan PDB Global 11-14 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara High Level Seminar Asean 2023 bertajuk “Aligning Policies for Climate Transition” di Kabupaten Badung, Bali, Kamis (30/3/2023).
Foto: ANTARA/Agatha Olivia VictoriaBadung - Perkembangan terbaru. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan agenda perubahan iklim dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 11 persen hingga 14 persen.
"PDB global bisa lebih rendah 11 persen hingga 14 persen pada pertengahan abad ini tanpa agenda perubahan iklim, sehingga besaran dampaknya sangat berat dan mahal," ucap Perry dalam acara High Level Seminar Asean 2023 bertajukAligning Policies for Climate Transitiondi Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Perkiraan tersebut karena perubahan iklim akan menyebabkan dampak negatif ekonomi dan sosial jika tidak ditangani dengan tepat dan diantisipasi sejak dini.
Maka dari itu, ia menegaskan Indonesia dalam Keketuaan Asean 2023 terus memajukan agenda tentang transisi iklim menuju ekonomi yang lebih hijau dan inklusif melalui tiga aspek. Pertama, kebijakan yang kuat dan kemauan politik dari pihak berwenang.
Aspek kedua yakni kerangka kerja yang jelas untuk transisi dan memajukan kerangka keuangan, karena pada akhirnya kerangka kerja keuangan yang jelas untuk mengimplementasikan agenda transisi iklim akan sangat penting.
Selanjutnya, aspek ketiga yaitu mobilisasi keuangan atau modal karena pada akhirnya, menggerakkan agenda transisi membutuhkan modal serta investasi baru yang lebih hijau, lebih ramah lingkungan, dan proyek yang lebih inklusif.
Perry menuturkan Indonesia mengangkat iklim dan pembangunan ekonomi berkelanjutan menjadi pilar ketiga dalam tema Keketuaan Asean 2023 jalur keuangan.
"Ingat, ketiga pilar itu yaknirebuilding-recovery,digital economy, dantransition to climate change. Ini sangat penting," tegasnya.
Setelah tiga tahun pandemi COVID-19, kata dia, Indonesia belajar dan telah dilatih untuk lebih mementingkan konsep hijau, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Langkah ini sangat penting karena dampak perubahan iklim dan degradasi alam cenderung lebih besar dari ancaman pandemi.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 PPG Kemenag Dibuka Maret, Berikut Kriteria Pesertanya
- 4 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 5 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
Berita Terkini
- 40 Komunitas Tampilkan Reog Ponorogo Saat Syukuran Penetapan Warisan UNESCO
- Bocah 5 Tahun Hilang, Diduga Diterkam Buaya Saat Mandi di Waduk Bekas Tambang
- Indonesia-Jepang Sepakat Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
- Pentagon Kerahkan 500 Personel dan 10 Helikopter Bantu Pemadaman Kebakaran LA
- 97 WNI Terdampak Kebakaran Hutan LA, KJRI Ingatkan untuk Tetap Waspada