Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Tiongkok

Perjanjian Nanking yang Merugikan

Foto : Wikimedia
A   A   A   Pengaturan Font

Pada Perang Candu Pertama, Tiongkok mengalami kekalahan. Untuk mempertahankan kota Nanking, Tiongkok menawarkan penandatanganan Perjanjian Nanking pada Agustus 1842.

Perjanjian Nanking memaksa Dinasti Qing untuk membuka lebih banyak pelabuhan dagang ke dunia Barat daripada sebelumnya. Perjanjian Nanking juga mengizinkan pedagang Barat mengakses Kanton, Amoy, Foochow, Ningpo, dan Shanghai tanpa batasan apapun. Perjanjian itu juga memaksa Tiongkok untuk menyerahkan Hong Kong, yang akan tetap berada di bawah kendali Inggris selama lebih dari 150 tahun hingga 1997.

Perang Candu Pertama berdampak buruk pada ekonomi Dinasti Qing, karena Tiongkok bertanggung jawab untuk membayar ganti rugi perang senilai jutaan dollar. Kekuatan Barat lainnya menggunakan kemenangan Inggris dalam Perang Candu Pertama untuk mendapatkan konsesi yang sama dengan yang diterima Inggris.

Perang Candu Pertama tidak lepas dari peran pedagang Inggris kelahiran Skotlandia, William Jardine, yang menjadi tokoh kunci dalam mengkoordinasikan rencana aksi bagi Inggris. Bersama mitranya, James Matheson, Jardine mendirikan Jardine & Matheson Co., yang menjadi importir utama candu di Tiongkok dari India.

Tidak senang dengan upaya Dinasti Qing untuk menindak penyelundupan candu ilegal, Jardine meyakinkan pejabat pemerintah Inggris dan masyarakat bahwa perang diperlukan. Alasannya kerusakan yang ditimbulkan Tiongkok dengan kebijakan perdagangan yang ketat dan penyitaan ribuan peti candu Inggris, amat besar.

Pada pertengahan tahun 1830-an, ketegangan antara Tiongkok dan pedagang Inggris meningkat. Pejabat Tiongkok yang bertugas mengendalikan perdagangan narkoba di pelabuhan dagang menyebabkan pedagang Inggris yang bertanggung jawab atas penyelundupan candu diusir dari negara tersebut.

Komisaris Khusus Kekaisaran Lin Zexu ditunjuk oleh Kaisar untuk mengambil alih perdagangan candu ilegal. Zexu menulis surat kepada Ratu Victoria yang meminta campur tangannya untuk mencegah rakyatnya melakukan aktivitas ilegal di tanah Tiongkok. Akan tetapi, surat itu tidak pernah sampai ke tangan Ratu Victoria.

Pada musim semi tahun 1839, Zexu terpaksa mengkarantina para pedagang Inggris dan masyarakat asing lainnya serta menyita lebih dari 20.000 peti opium. Para pedagang Inggris meminta ganti rugi atas opium yang disita, tetapi pejabat pemerintah Inggris berpendapat bahwa jika ada yang harus membayar ganti rugi atas peti opium yang dihancurkan itu seharusnya pemerintah Tiongkok.

Jardine berhasil mengumpulkan dukungan untuk perang. Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lord Palmerston untuk mengusulkan sejumlah syarat yang harus dituntut Inggris sebagai hasil kemenangan. Pada Maret 1840, Parlemen Inggris memberikan suara untuk mengirim pasukan Angkatan Laut Inggris ke Tiongkok.

Perang Candu Pertama berakhir dengan kemenangan Inggris. Pada Agustus 1842, perang berakhir dengan penandatanganan Perjanjian Nanking, yang mencerminkan banyak ketentuan yang diajukan Jardine pada Lord Palmerston.

Perjanjian Nanking membuat Tiongkok merasa tidak puas dan tidak adil karena selain Inggris dapat mengakses semua pelabuhan juga bebas berdagang dengan pihak manapun. Hal ini menyeret keduanya dalam Pecahnya Perang Candu Kedua. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top