Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Akses Teknologi

Perempuan Perkuat Literasi Digital

Foto : istimewa

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Aksesibilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mampu mengatasi ketimpangan gender. Dalam menghadapi era industri 4.0 dan peradaban 5.0, perempuan harus memperkuat bekal kemampuan literasi digital. Demikian disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, dalam acara Rakernas II dan Munas I Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia, di Jakarta, Sabtu (22/1).

"Jika aksesibilitas TIK tidak dapat dibuka bagi perempuan di masa depan, maka ketimpangan gender akan menjadi semakin luas," ujarnya. Dia menyebut, pada masa pandemi Covid-19, penggunaan TIK semakin masif.

Bintang menerangkan, perempuan masih mengalami ketimpangan dalam akses terhadap TIK dibanding laki-laki. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019, pengguna internet perempuan 46,87 persen, sedangkan laki-laki 53,13 persen.

Dia menambahkan, perempuan juga perlu meperkuat literasi digital agar mampu memproses berbagai informasi yang tersaji di dalam internet dengan bijak, sehingga dapat memaksimalkan manfaat bagi dirinya. "Mereka juga harus melindungi diri dan keluarganya dari bahaya internet seperti kekerasan berbasis gender online," tandasnya.

Pemimpin Perempuan
Lebih jauh, Bintang berharap, para pemimpin perempuan dapat saling berjejaring untuk memasukkan agenda-agenda kesetaraan gender. Menurut dia, pemimpin perempuan mesti membuka akses menjangkau TIK dan literasi digital. "Partisipasi para pemimpin perempuan untuk dapat memberdayakan kaum wanita dalam mengakses TIK menjadi sangat krusial," kata dia.

Menurutnya, kekuatan dan prestasi perempuan perlu terus digaungkan agar menginspirasi wanita-wanita lainnya. Hal itu sekaligus membuktikan bahwa saat perempuan memimpin dan berpartisipasi, maka manfaatnya pun dirasakan seluruh masyarakat.

"Para perempuan pemimpin dapat saling berjejaring, menginspirasi, dan memotivasi kaum hawa lain. Sebab saat perempuan berkarya, manfaatnya juga akan dirasakan oleh semua," jelas Bintang.

Sementara itu, Dewan Penasihat Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia, Dewi Motik, menerangkan banyak perubahan yang disadari selama masa pandemic, khususnya menjelang peradaban 5.0 di masa depan. Menurut dia, peran pemimpin perempuan menjadi sangat penting.

"Hal itu terutama untuk menggunakan pengetahuannya dalam mengarahkan masyarakat untuk mengakses teknologi informasi dan komunikasi ke penggunaan positif," ucap dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top