
Perdoski: Perhatikan Alas kaki yang Aman Dipakai saat Banjir
Sejumlah anak main air saat banjir di Kelurahan Kupang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Jumat (3/2).
Foto: ANTARA/Muhammad Fauzi FadilahJAKARTA - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK mengatakan masyarakat perlu memperhatikan jenis alas kaki yang aman dipakai ketika sedang banyak bencana banjir terjadi.
“Menggunakan alas kaki tertutup saat membersihkan lingkungan pasca banjir sangat disarankan untuk melindungi kaki dari kontaminasi dan cedera,” kata dr. Arini saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Arini menganjurkan masyarakat untuk memilih sepatu boots berbahan karet atau plastik yang tahan air dan mudah dibersihkan. Tujuannya yakni agar berbagai partikel asing tidak mudah masuk ke dalam pori kulit atau melukai kulit.
Alas kaki yang dikenakan diharapkan dapat menutupi seluruh kaki, bukan sandal terbuka yang dapat membuat air banjir mudah mengenai kulit.
“Pastikan solnya anti-selip agar tidak mudah tergelincir. Setelah digunakan, cuci dan keringkan sepatu dengan benar untuk mencegah jamur dan bau,” ujar Arini.
Ia melanjutkan masyarakat juga perlu menggunakan kaos kaki berbahan katun atau quick-dry untuk menjaga kaki tetap kering.
Arini menambahkan selain pemakaian alas kaki, penting pula bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan kulit saat bencana banjir sering terjadi.
Langkah pertama, masyarakat harus segera cuci kulit dengan sabun antiseptik setelah kontak dengan air banjir.
Selanjutnya, keringkan kulit dengan baik terutama di sela-sela jari kaki untuk mencegah infeksi jamur. Gunakan juga pelembap untuk mencegah kulit kering dan iritasi akibat paparan air kotor.
Jika ada luka kecil, Arini menyarankan untuk segera bersihkan dengan antiseptik dan tutup dengan plester untuk menghindari infeksi. Hindari menggaruk area yang gatal, karena dapat memperburuk iritasi dan menyebabkan infeksi sekunder.
Ia menekankan air banjir sering kali sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus, jamur, serta zat kimia berbahaya yang bisa menyebabkan infeksi kulit. Selain itu, benda tajam seperti pecahan kaca atau logam tersembunyi di dalam air banjir dapat melukai kaki dan meningkatkan risiko infeksi sekunder.
Terdapat pula beberapa jenis penyakit kulit yang sering muncul akibat kontak dengan air banjir antara lain dermatitis iritan yang menyebabkan peradangan kulit akibat paparan air kotor dan zat kimia dan infeksi jamur (tinea pedis atau kutu air) yang sering terjadi pada kaki yang lembap dalam waktu lama.
Penyakit lain yakni impetigo dan selulitis yang terjadi akibat adanya infeksi bakteri, sehingga luka kecil di kulit dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri, leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dari air kencing tikus akibat masuk melalui luka kecil di kulit dan menyebabkan infeksi sistemik hingga skabies dan kutu air, yang risikonya meningkat akibat lingkungan yang lembap dan sanitasi yang buruk.
“Bagi yang suka berenang di air banjir, risikonya lebih besar karena kulit terpapar kontaminan dalam waktu lama, meningkatkan kemungkinan infeksi kulit dan penyakit sistemik,” kata dia.
Arini turut mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan alas kaki tertutup saat berjalan di air banjir atau saat membersihkan rumah.
Hindari bermain atau berenang di air banjir, karena menurutnya risiko tidak hanya pada kulit, tetapi juga bisa menyebabkan penyakit lain seperti leptospirosis dan diare.
“Jaga kebersihan tubuh dengan mandi setelah kontak dengan air banjir. Jika mengalami ruam, gatal, atau luka yang sulit sembuh, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” ucap Arini. Ant
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 3 Perluas Jangkauan, Manulife Indonesia Resmikan Kantor Pemasaran Mandiri di PIK
- 4 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 5 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah