Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter

Perbankan Perlu Dukung Perusahaan Lokal yang Lakukan Hilirisasi

Foto : ISTIMEWA

FADHIL HASAN Ekonom Senior INDEF - Saya kira ini harus secara komprehensif dilakukan bagaimana perbankan di dalam negeri ini bisa mendukung terhadap hilirisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Proses hilirisasi komoditas yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lokal atau dalam negeri perlu didukung oleh kemudahan pembiayaan dari perbankan. Salah satu hambatan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri dalam melakukan proses hilirisasi adalah masalah pembiayaan.

"Saya kira ini harus secara komprehensif dilakukan bagaimana perbankan di dalam negeri ini bisa mendukung terhadap hilirisasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri," kata ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fadhil Hasan, dalam sebuah sesi diskusi daring bertajuk Hilirisasi: Untungkan Siapa? yang disiarkan di platform Zoom, pekan lalu.

Seperti dikutip dari Antara, Fadhil menilai faktor pembiayaan dari perbankan ini masih belum mendukung karena bunganya sangat tinggi kemudian risikonya sangat besar.

Menurut dia, pembiayaan yang berasal dari perbankan dengan faktor bunga dan risiko yang tinggi membuat ekosistem hilirisasi menjadi tidak kompetitif karena perusahaan dalam negeri lebih sulit mendapatkan pendanaan dibandingkan perusahaan asing.

"Sementara misalnya investor asing ini, terutama dari Tiongkok, saya kira bisa melakukan pembiayaan investasi di sektor ini karena memang memiliki pinjaman dari perbankan dengan biaya bunga yang sangat rendah," ujar Fadhil.

Dapatkan Teknologi

Dengan pembiayaan pada ekosistem hilirisasi bersifat kompetitif, kata Fadhil, perusahaan dalam negeri mampu mendapatkan teknologi untuk melakukan proses hilirisasi, yang disokong oleh sumber daya manusia dengan kompetensi di bidangnya.

"Masalah teknologi memang sebenarnya bisa dikatakan mudah, bisa dikatakan sulit, tapi kalau misalkan kita memiliki pembiayaan yang kompetitif, ya teknologi sebenarnya bisa dibeli tentunya dengan penyiapan sumber daya manusianya yang memang qualified," kata Fadhil.

Dia menuturkan dengan tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan wawasan terkait teknologi hilirisasi serta pemanfaatan sumber daya alam dengan baik, hilirisasi dapat memberikan manfaat sepenuhnya bagi perekonomian negara.

Sementara itu, guru besar ekonomi politik Institut Pertanian Bogor (IPB), Didin S Damanhuri, menyebutkan hilirisasi komoditas agromaritim yang meliputi perkebunan, perikanan, dan kelautan memberikan manfaat lebih besar bagi kesejahteraan rakyat.

"Kalau (komoditas) yang dipersiapkan oleh Kementerian Investasi, yang ada 21 proyek strategi hilirisasi, yang paling bisa bermanfaat besar buat rakyat itu yang agro dan maritim," kata Didin.

Dia menjelaskan prioritas hilirisasi komoditas agromaritim lebih menguntungkan karena Indonesia memiliki penguasaan atas teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan proses hilirisasi komoditas pertanian dan kelautan.

Garam, menurut Didin, menjadi salah satu komoditas agromaritim untuk dilakukan hilirisasi karena memiliki teknologi yang sederhana. Dengan potensi itu, dia menyayangkan komoditas garam justru didominasi oleh produk impor.

"Garam teknologinya sederhana bisa dilakukan di Madura dan lain sebagainya, tapi sekarang ini garam itu, baik garam industri maupun garam konsumsi, sudah dikuasai oleh impor," ucapnya.

Selain teknologinya yang lebih sederhana dan relatif dikuasai oleh negara, Didin menyebutkan bahwa hilirisasi komoditas agromaritim dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) terhadap ketenagakerjaan, finansial, hingga kesejahteraan rakyat.

"Multiplier effect baik ketenagakerjaan maupun finansial sampai ke kesejahteraan itu akan jauh lebih punya dampak besar terhadap Indonesia," kata Didin.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top