Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perangkat Pengubah Sel Kulit menjadi Elemen Organ

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dalam tes laboratorium, teknologi ini juga terbukti memprogram ulang sel kulit di tubuh yang hidup ke sel saraf yang disuntikkan ke tikus yang cedera otak untuk membantu mereka pulih dari stroke.

"Ini sulit dibayangkan, tapi bisa dicapai," kata Sen. Tingkat keberhasilan teknologi yang tengah dikembagkan inipun cukup tinggi. Teknologi ini bekerja dengan tingkat keberhasilan mencapai 98 persen.

"Dengan teknologi ini, peneliti bisa mengubah sel kulit menjadi elemen organ manapun dengan hanya satu sentuhan. Proses ini hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik. Non-invasif, dan kemudian klien tidak perlu tinggal bersama dengan chip ini,dan pemrograman ulang sel dimulai.

"Teknologi kami membuat sel-sel di tubuh di bawah pengawasan kekebalan tubuh, jadi penekanan kekebalan tubuh tidak diperlukan," kata Sen, Yang juga merupakan direktur eksekutif dari Ohio State's Comprehensive Wound Center.

Daniel Gallego Perez, yang terlibat dalam penelitian ini mengatakan, Teknologi TNT memiliki dua komponen utama: Pertama adalah chip berbasis nanoteknologi yang dirancang untuk mengantarkan muatan ke sel dewasa di tubuh yang hidup.

Kedua adalah desain muatan biologis spesifik untuk konversi sel. Muatan ini, saat dikirim menggunakan chip tersebut, mengubah sel dewasa dari satu jenis ke tipe yang lain. Perez juga merupakanasisten profesor teknik biomedis dan operasi umum yang juga merupakan peneliti postdoctoral di laboratorium Sen dan Lee.

TNT tidak memerlukan prosedur berbasis laboratorium dan dapat diimplementasikan pada titik perawatan. Prosedurnya juga non-invasif. Muatanya juga dikirim dengan cara menyentakkan perangkat dengan muatan listrik kecil yang nyaris tidak dirasakan oleh pasien.

"Konsepnya sangat sederhana," kata Lee. "Sebenarnya, kami bahkan terkejut bagaimana bisa cara kerjanya bisa dengan baik. Di lab saya, kami memiliki penelitian yang sedang berlangsung yang mencoba memahami mekanismenya dan melakukan yang lebih baik lagi. Jadi, inilah awal, lebih banyak yang akan datang," tambah Lee.

Menurut Sen, penelitian lanjutan akan dilakukan termasuk rencana paraperiset untuk memulai uji klinis tahun depan untuk menguji teknologi ini pada manusia. nik/berbagai sumber‎/E-6

Tes Darah untuk MemprediksiRisiko Anemia

Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top