Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perang Belum Selesai! Presiden Tiongkok Xi Jinping Justru Ikuti Jejak Rusia Terapkan Prinsip Keamanan Ini, Permudah Tiongkok Invasi Taiwan?

Foto : REUTERS/Kevin Yao

Presiden Tiongkok Xi Jinping Menyampaikan Pidato Utama pada Pembukaan Forum Boao untuk Asia.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Kamis (21/4) mengusulkan diberlakukannya inisiatif keamanan global yang menjunjung prinsip "keamanan tak terpisahkan", sebuah konsep yang juga didukung oleh Rusia. Namun, Xi tidak memberikan rincian mengenai bagaimana prinsip keamanan itu akan diterapkan nantinya.

Selama pidatonya di Forum tahunan Boao Asia, Xi mengatakan dunia harus menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara.

"Kita harus menjunjung tinggi prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi, membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, dan menentang pembangunan keamanan nasional atas dasar ketidakamanan di negara lain," kata Xi pada pertemuan di pulau Hainan, Tiongkok selatan seperti dikutip Reuters.

Bertolak belakang, Tiongkok justru menolak untuk mengutuk invasi Rusia di Ukraina mengingat kedekatan kedua negara.

Alih-alih mengutuk Rusia, Tiongkok menyalahkan krisis Ukraina pada ekspansi NATO ke arah timur.

Xi bahkan mengulangi penentangan terhadap sanksi sepihak yang diterima Rusia, tanpa secara langsung menyebutkan sanksi Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Tiongkok juga telah berulang kali mengkritik sanksi Barat, termasuk sanksi terhadap Rusia. Walaupun demikian, Tiongkok justru berhati-hati untuk tidak memberikan bantuan kepada Rusia karena dapat menyebabkan Tiongkok terkena sanksi serupa.

Berdasarkan laporan Reuters, analis mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya Tiongkok memperdebatkan "keamanan tak terpisahkan" di luar konteks krisis Rusia-Ukraina, dengan implikasi pada tindakan Amerika Serikat (AS) di Asia.

"Jika Tiongkok menganggap tindakan AS dan sekutunya di Taiwan atau Laut China Selatan sebagai mengabaikan masalah keamanannya, itu bisa membangkitkan konsep 'keamanan tak terpisahkan' untuk mengklaim landasan moral yang tinggi sebagai pembalasan," kata Li Mingjiang, profesor di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura.

Wang Jiangyu, seorang profesor hukum di City University of Hong Kong, mengatakan dengan membangkitkan konsep "keamanan tak terpisahkan", yang berasal dari Eropa, Tiongkok dapat berharap untuk membuat tindakannya dalam membela kepentingan negaranya tampak lebih sah bagi negara lain.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top