Peran Perpustakaan Strategis dalam Kecakapan Literasi
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz dalam Rakornas di Jakarta, Selasa (4/2).
Foto: ANTARA/HO-Humas PerpusnasJAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz mengatakan perpustakaan memiliki peran strategis dalam pengembangan kecakapan literasi.
“Perpustakaan memiliki fungsi yang sangat substansial, fundamental, dan instrumental dalam pengembangan kecakapan literasi untuk peradaban bangsa,” ujar Aminudin saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2025 di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut mantan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa periode 2020-2024 ini menekankan bahwa tugas yang dikerjakan di perpustakaan tidak sama layaknya membangun infrastruktur umum, yang mana hasilnya dapat terlihat dalam waktu singkat.
"Kecakapan literasi akan kelihatan setelah sekian lama, mungkin setelah lima tahun, sepuluh tahun, atau setelah satu generasi. Karena apa? Fondasi untuk literasi akan dibangun dalam waktu yang tidak sebentar," tambah dia.
Pada periode 2025-2029, Perpusnas mengusung tiga program prioritas yakni penguatan budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, serta standardisasi dan akreditasi perpustakaan.
Ketiga program tersebut akan didukung oleh beberapa faktor antara lain infrastruktur yang memadai, kepemimpinan yang transformasional, program yang memberdayakan, dan kemitraan yang saling menghormati, prinsip kesetaraan, dan saling memberi keuntungan.
Sepanjang 2025 pihaknya akan menata program dengan melakukan lima hal. Pertama, memadukan setiap program agar dapat diampu bersama, baik oleh internal Perpusnas, maupun lembaga mitra di pusat dan di daerah. Kedua, mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan naskah.
Ketiga, mengkaji kerangka pikir dan instrumen untuk Indeks Peningkatan Literasi Masyarakat, Tingkat Kegemaran Membaca, dan akreditasi perpustakaan. Keempat, menata ulang program dan pendanaan dekonsentrasi di provinsi serta perbantuan di kabupaten dan kota. Kelima, mengimplementasikan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025 tentang tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025 dan alokasi Dana Alokasi Khusus Fisik.
Dalam kesempatan itu, Amin menghadirkan semboyan baru Perpusnas yaitu “Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa”. Melalui semboyan ini, dia mengajak peserta Rakornas untuk membuat definisi baru tentang perpustakaan.
Sementara itu, penulis Eka Kurniawan mengatakan menjadi seorang penulis dapat diawali dengan membaca. Namun, kebiasaan membaca buku bukan hal yang muncul secara alamiah, namun harus dimulai sedari dini.
“Baca itu harus diperkenalkan kepada anak-anak melalui orang tua, guru atau siapapun. Dibiasakan dan kemudian dilatih, dan baru dari sana muncul kebiasaan,” kata penulis Cantik itu Luka.
Banyak penulis besar, yang keinginan menulisnya muncul karena faktor kebetulan. Ketertarikan Eka untuk membaca buku muncul ketika menemukan taman bacaan pada masa kecil. Rasa penasarannya muncul karena buku yang ada di taman bacaan itu sangat berbeda dengan buku yang ada di sekolah. Dari sinilah ketertarikannya terhadap membaca buku tumbuh, hingga menjadi seorang penulis. Ant
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat