Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teknologi Eksplorasi Laut

Peralatan Sonar Temukan Pesawat Electra yang Lama Hilang

Foto : afp/ STAFF
A   A   A   Pengaturan Font

Misteri hilangnya pesawat Electra beserta pilot perempuan legendaris Amelia Mary Earhart yang hilang pada 2 Juli 1937 di tengah Samudra Pasifik dekat Pulau Howland, mulai menemukan titik terang. Para penjelajah menyatakan mereka meyakini telah melihat keberadaan pesawat yang telah lama dicari itu.

Sebuah perusahaan eksplorasi laut dalam bernama Deep Sea Vision menyatakan mereka mungkin telah menemukan puing-puing pesawat Amelia Earhart. Penemuan ini disebut bisa menghidupkan kembali misteri yang telah lama terlupakan.

"Dia adalah orang hilang favorit di Amerika dan dia adalah orang yang luar biasa, pionir di bidang penerbangan, pembela hak-hak perempuan dan penulis hebat," kata CEO Deep Sea Vision (DSV), Tony Romeo, seperti dikutip dari laman CBC.

Ia berharap penemuan ini ditindaklanjuti dengan mengangkat apa yang tersisa dari pesawat ini lalu membawanya ke Amerika Serikat. "Jadi, jika kami bisa membantu menutup cerita ini dan membawa pulang Amelia, kami akan sangat gembira," kata dia.

Posisi bangkai pesawat terletak sekitar 160 kilometer sebelah barat Pulau Howland, namun belum dirilis lokasi pastinya. Bersama tim ia bermaksud untuk kembali ke situs tersebut untuk mengumpulkan lebih banyak informasi, dengan harapan dapat mengkonfirmasi teori yang berkembang selama ini.

Jika dapat dipastikan objek tersebut adalah Electra, Romeo mengatakan DSV akan menjajaki kemungkinan untuk mengangkatnya ke permukaan dan memulihkannya. Hasil temuan gambar sonar sebagian besar tampak utuh.

Perusahaan eksplorasi Deep Sea Vision telah merilis gambar sonar yang tampak seperti sebuah pesawat terbang di dasar laut Pasifik. Perusahaan menduga kemungkinan besar itu adalah puing-puing penerbangan terakhir Amelia Earhart.

Ia mengatakan objek dalam gambar sonar sebagian besar tampak utuh, yang mungkin sejalan dengan bagaimana Earhart mendaratkan pesawatnya ke permukaan air. "Dia akan mencoba mendaratkan pesawat ke dalam air di permukaan selembut mungkin," kata dia.

"Ini mungkin akan menjaga struktur pesawat tetap utuh. Dan ketika terisi air, pesawat itu akan tenggelam perlahan dan kemudian berputar ke bawah, hingga ke dasar laut," imbuh dia.

Tim dari DSV memeriksa jalur penerbangannya, ketinggian dan kondisi penerbangan yang dilaporkan pada hari itu. Mereka juga mengamati enam panggilan radio yang dilakukan Earhart selama penerbangan, di mana dia melaporkan bahwa bahan bakarnya hampir habis.

"Setiap panggilan radio itu memberi kita petunjuk penting mengenai apa yang dia lakukan dan apa yang dia pikirkan, niatnya," kata Romeo.

Dengan menggunakan informasi tersebut untuk menentukan area pencarian, tim DSV kemudian menghabiskan waktu tiga bulan untuk menyisir sekitar 13.000 kilometer persegi dasar laut dengan kapal selam yang canggih. Hasilnya adalah gambar sonar dari sesuatu yang berada 5.000 meter di bawah permukaan, yang menurut Romeo memiliki ukuran dan bentuk yang mirip dengan pesawat Earhart.

"Stabilisator vertikal kembar di bagian belakang terlihat sangat jelas pada gambar sonar, dan itu sangat khas dari pesawat Amelia Earhart," kata dia, seraya menambahkan bahwa area spesifiknya sangat datar dan berpasir, sehingga dapat melihat apa pun yang menonjol dari dasar laut.

Pakar penerbangan Dorothy Cochrane mengatakan gambar ini memang menarik. Namun baginya hal itu belum cukup untuk menyatakan bahwa misteri telah terpecahkan.

"Ini adalah gambar sonar, hanya saja tidak memberikan cukup detail untuk mengatakan, Anda tahu, ini adalah pesawat Amelia," kata Cochrane, kurator di Departemen Penerbangan di Museum Dirgantara dan Luar Angkasa Smithsonian. "Anda harus kembali ke masa lalu dan mengidentifikasi objek ini dan berkata, apakah itu benar atau tidak. Jika kita mendapatkan fotografi yang bagus, Anda tahu, itu akan sangat membantu dalam mengidentifikasinya," imbuh dia seraya memperingatkan bahwa ekspedisi semacam itu menantang secara logistik bisa memakan waktu beberapa tahun.

Teori dan Spekulasi

Segera setelah hilangnya Earhart, pencarian besar-besaran gagal menemukan petunjuk apa pun. Teori selama beberapa dekade mencakup spekulasi bahwa dia ditangkap oleh Jepang, atau bahwa Earhart memalsukan kepergiannya dan menjalani hidupnya dengan identitas palsu.

Cochrane mengatakan teori seperti ini tidak didasarkan pada fakta apa pun. Mengingat panggilan radio Earhart pada jam-jam terakhir itu, menurutnya pesawat kehabisan bahan bakar. "Kami tahu dia sedang dalam perjalanan dan dia berusaha mati-matian untuk menemukan pulau kecil ini," kata dia.

Sebelum peristiwa itu, Earhart adalah seorang pilot yang memecahkan rekor dalam hidupnya, setelah menjadi perempuan pertama yang terbang sendirian melintasi Atlantik pada 1932.

Dia hilang dalam upaya penerbangan keliling dunia pada 1937, dalam perjalanan sekitar 4.400 kilometer dari Papua New Guinea hingga Pulau Howland di tengah Samudra Pasifik.

Hingga penemuan itu tidak ada jejak Earhart, navigatornya, Fred Noonan, atau pesawat Lockheed Electra yang mereka terbangkan. Itulah mengapa, kisah penerbangan ini tetap menjadi misteri dan menjadi perbincangan selama beberapa dekade. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top