Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penyuntingan Gen CRISPR Bisa Hentikan Replikasi Virus Korona

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ilmuwan kini memiliki pendekatan baru untuk mencegah virus korona bereplikasi dengan mengedit gen CRISPR untuk menghancurkan untaian RNA. Langkah ini menjadi harapan baru bagi pengobatan pasien Covid-19 secara lebih baik.

Teknologi penyuntingan genom adalah salah satu bentuk rekayasa genetik berupa penyisipan, penggantian, atau pembuangan DNA pada genom suatu organisme hidup dengan menggunakan enzim-enzim nuklease. Enzim tersebut sebelumnya telah direkayasa untuk memotong dan menyambungnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, menyebutkan pengeditan gen Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR) memungkinkan peneliti untuk mengedit deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) dengan tepat. Ini didasarkan pada sistem pertahanan alami yang digunakan pada bakteri yang memungkinkan mikroba untuk menargetkan dan menghancurkan materi genetik virus.
CRISPR adalah komponen sistem kekebalan yang ditemukan pada bakteri normal. Dalam keadaan alami, ia melindungi bakteri dari invasi virus. Versi sederhana dari gen tersebut adalah CRISPR/Cas yang disebut CRISPR/Cas9 telah banyak digunakan untuk memodifikasi genom.
Dengan CRISPR genom sel dapat dipotong ke tempat yang diinginkan, sehingga gen yang ada dapat dihilangkan dan yang baru bisa ditambahkan. Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai macam hal, dari kedokteran hingga peningkatan mutu bibit.
Dalam studi baru, yang diterbitkan Selasa (13/7) di jurnal Nature Communications, para peneliti menggunakan sistem CRISPR yang menargetkan dan menghancurkan untaian RNA, bukan DNA. Secara khusus, sistem mereka menggunakan enzim yang disebut Cas13b, yang memotong untaian tunggal RNA.
"Untaian tunggal ditemukan pada SARS-CoV-2, virus adalah penyebab penyakit Covid-19," ujar penulis utama studi dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity di University of Melbourne, Dr Sharon Lewin, seperti dikutip Live Science.
Enzim Cas13b mirip dengan enzim Cas9 yang paling umum digunakan dalam teknologi pengeditan gen CRISPR. Namun umumnya enzim Cas9 digunakan untuk memotong DNA sementara Cas13b untuk memotong RNA.
Para peneliti merancang CRISPR-Cas13b untuk menargetkan situs tertentu pada RNA dari SARS-CoV-2. Begitu enzim mengikat RNA, maka akan bagian virus tersebut akan hancur dan gagal melakukan replikasi.
"Begitu virus dikenali, enzim CRISPR diaktifkan dan memotong virus," kata Lewin.

Obat Covid-19
Para peneliti juga menemukan metode mereka bekerja bahkan ketika mutasi baru terjadi dalam genom SARS-CoV-2. Bahkan pada varian virus mutan seperti korona Alpha, yang pertama kali ditemukan di Inggris. pengeditan tetap bisa dilakukan.
Lewin mengatakan, vaksin Covid-19 saat ini memang sedang distribusikan di seluruh dunia. Namun obat masih diperlukan untuk mengobati mereka yang sakit dan perlu penanganan mendesak dan perawatan yang efektif.
Selain itu pengobatan tetap perlu dilakukan, karena bisa jadi virus bermutasi sehingga vaksin tidak mampu mencegah infeksi, penularan, dan gejala parah. Para peneliti khawatir virus berevolusi dan dapat menghindar dari vaksin saat ini.
Pada mereka yang dinyatakan terinfeksi Covid-19, perawatan yang ideal segera minum obat antivirus. "Pendekatan ini menguji dan mengobati, hanya akan layak jika kita memiliki antivirus yang murah, oral, dan tidak beracun. Itulah yang kami harap dapat dicapai suatu hari dengan pendekatan gunting gen ini," kata Lewin. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top