Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportasi Publik l Sebanyak 246 Sopir Bus DKI Tidak Layak Mengemudi

Penyeberangan di Merak Lancar

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Kapasitas di lintasan Merak-Bakauheni relatif memadai untuk menampung arus kendaraan sehingga arus penyeberangan di pelabuhan ini berjalan lancar.

JAKARTA - Hingga Senin (3/6) atau H-2 Lebaran, arus penyeberangan mudik di Pelabuhan Merak, Banten berjalan dengan lancar dan aman. Puncak arus mudik tidak terjadi kondisi yang ekstrem seperti pada tahun-tahun sebelumnnya. Dengan demikian, kapasitas yang tersedia di lintasan Merak-Bakauheni ini relatif memadai untuk menampung arus kendaraan pemudik.

"Sesuai prediksi, memang terjadi peningkatan arus penumpang maupun kendaraan di pelabuhan penyeberangan Merak namun kondisinya tetap terkendali. Memang ada antrean. Namun hal tersebut tentu biasa karena ini adalah hari-hari di mana seluruh orang ingin segera pulang kampung untuk berlebaran dan liburan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Djoko Sasono, di Jakarta, Senin (3/6).

Hal itu disampaikan Djoko, seusai meninjau langsung kondisi arus mudik di Pelabuhan Merak. Menurut Djoko, peningkatan memang terjadi dibanding hari-hari normal, tapi sangat disyukuri hingga saat ini tidak ada puncak yang ekstrem yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.

Lebih lanjut Djoko mengomentari perihal penggunaan uang elektronik yang menimbulkan antrean. Perubahan tersebut membutuhkan proses sehingga nantinya masyarakat akan terbiasa. Penerapan sistem uang elektronik ini diyakini akan meningkatkan efisiensi bagi pengguna jasa dan meningkatkan efektivitas pelayanan.

Memang biasanya kecenderungan masyarakat senang membawa uang cash, begitu harus menerapkan sistem yang untuk mempermudah tentunya butuh proses. Djoko meyakini masyarakat akan mendapatkan manfaat kalau dengan uang elektronik.

"Kami mendengarkan keluhan dari masyarakat yang diharapkan akan menjadikan satu bahan perbaikan ke depannya. Hal yang perlu sampai kepada masyarakat bahwa sistem ini akan meningkatkan efisiensi pengguna jasa dan efektivitas pelayanan," kata Djoko.

Peningkatan Penumpang

Berdasarkan data dari PT ASDP Indonesia Ferry, hingga Minggu (2/6) malam, terjadi peningkatan jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni. Tercatat 556.727 orang pemudik atau sudah 69,4 persen dari total 803 ribu orang pada periode mudik tahun lalu, yang telah menyeberang dari Jawa menuju Sumatera sejak H-7.

"Ya intinya ada peningkatan dan sudah sekitar 60% dari prediksi yang kami lakukan yang sudah menyeberang. Masih ada saudara kita yang akan menyeberang sampai satu Syawal atau hari Rabu mendatang. Jadi masih ada 40 persen yang harus kami fasilitasi," tutur Djoko.

Sementara itu, Pengelola Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Asmida Mariani, mengatakan sebanyak 246 sopir bus DKI Jakarta tidak layak mengemudi pada saat Lebaran 2019. Jumlah ini merupakan 11 persen dari total 2.237 pengemudi yang telah diperiksa mulai 29 Mei hingga 2 Juni di pos kesehatan yang tersedia di seluruh terminal yang ada DKI Jakarta.

"Yang tidak laik sekitar 11 persen. Biasanya hipertensinya sudah berat, gula darahnya sudah tinggi atau positif menggunakan amfetamine atau positif menggunakan alkohol," kata Asmida.

Kesehatan para sopir diperiksa berdasarkan empat parameter yaitu tekanan darah, gula darah, amfetamine, dan alkohol. Biasanya, tambah Asmida, kebijakannya adalah Dinas Kesehatan akan berkoordinasi dengan Dishub, nanti Dishub akan menghubungi PO-nya supaya menyediakan sopir pengganti.

Kepala Terminal Kampung Rambutan, Thofik Winanto mengatakan telah meminta operator untuk memberikan pengemudi pengganti. "Setiap kendaraan, pengemudi enggak cuma satu, ada dua. Bagi sopir yang mengemudi harus ada gantinya," ujar Thofik.

Menurut Asmida, dari 2.237 pengemudi yang diperiksa, sebanyak 64 persen laik mengemudi. Artinya, tekanan darah dalam normal, kondisi gula darah normal, tidak terdapat amfetamine dan tidak menggunakan alkohol. Serta, ada sekitar 24 persen laik mengemudi dengan catatan.

Artinya, Asmida menjelaskan, pengemudi yang masuk dalam kelompok tersebut memiliki tekanan darah atau gula darah yang sedikit di atas normal, namun masih bisa mengemudi dengan menjalani pengobatan. "Beberapa jam kemudian kondisinya membaik baru boleh mengemudi," ujar Asmida.

Menurut Asmida, pemeriksaan pengemudi berlaku selama 24 jam. Setelah melewati 24 jam, pengemudi harus kembali menjalani pemeriksaan di terminal tempat dia berada. Dari data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hingga H-2 Lebaran, tercatat 223 pengemudi melakukan pemeriksaan kesehatan di Terminal Kampung Rambutan. mza/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Antara

Komentar

Komentar
()

Top