Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penghargaan Internasional

Penulis Korea Selatan Raih Hadiah Nobel Sastra Tahun 2024

Foto : AFP/OLEH LEON NEAL

Penulis Korsel, Han Kang (kanan) menandatangani bukunya, The Vegetarian, di London, beberapa waktu lalu. Han Kang dianugerahi penghargaan Nobel dalam bidang sastra.

A   A   A   Pengaturan Font

Sejak tahun 2020, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia telah memberikan hadiah tersebut kepada satu orang kulit berwarna, Abdulrazak Gurnah, seorang penulis Tanzania yang novel-novelnya mengupas warisan kolonialisme - serta dua wanita yaitu Louise Glück, penyair Amerika, dan Annie Ernaux, penulis karya autobiografi Prancis.

Penerima penghargaan tahun 2023 adalah Jon Fosse, seorang penulis dan dramawan Norwegia yang novel-novelnya, yang diceritakan dalam kalimat-kalimat panjang, sering kali mengandung nuansa keagamaan.

Untuk Han Kang, berikut sekilas perjalanan hidupnya hingga dapat meraih penghargaan Nobel Sastra. Han Kang lahir pada tahun 1970 di Kota Gwangju, Korea Selatan, sebelum pindah ke Seoul bersama keluarganya pada usia sembilan tahun. Ia berasal dari latar belakang sastra, ayahnya adalah seorang novelis ternama. Selain menulis, dia juga mengabdikan dirinya pada seni dan musik, yang tecermin dalam seluruh karya sastranya.

Han Kang memulai kariernya pada tahun 1993 dengan menerbitkan sejumlah puisi di majalah Sastra dan Masyarakat. Debut prosanya dimulai pada tahun 1995 dengan kumpulan cerita pendek Cinta Yeosu, yang segera diikuti beberapa karya prosa lainnya, baik novel maupun cerita pendek. Yang menonjol di antaranya adalah novel pada tahun 2002, Tangan Dinginmu, yang menunjukkan jejak minat Han Kang pada seni.

Ada keasyikan dengan anatomi manusia dan permainan antara persona dan pengalaman, di mana konflik muncul dalam karya pematung antara apa yang diungkapkan tubuh dan apa yang disembunyikannya. "Hidup adalah selembar kain yang melengkung di atas jurang, dan kita hidup di atasnya seperti akrobat bertopeng", seperti yang ditegaskan oleh kalimat menjelang akhir bukunya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top