Pentingnya Menggaungkan Isu Lingkungan dengan Wahana Kreatif
Kak Amaliah (Alinea-host) bersama penulis muda Emmanuel Joshua La Jati Nugroho (kanan).
Foto: IstimewaJAKARTA - Perkumpulan Penulis Indonesia ALINEA bersama Tumbuh High School sukses menghidupkan isu lingkungan dalam acara The End of Semester Celebration (TEoSC) 2024 bertajuk Art for the Earth.
Acara ini berlangsung meriah di aula Lippo Mall Yogyakarta,pekan lalu menampilkan tema-tema dari seri buku Bumiku Kelak yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan masa depan bumi serta pentingnya pelestarian lingkungan.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ini, Tumbuh High School yang dipimpin oleh Khristi Listianawati, selaku kepala sekolah, sebelumnya telah mengadakan workshop Pre-TEoSC bertema Climate Conversation: an Action for the Earth pada 4 November 2024.
Menurut siaran persnya yang diterima Koran Jakarta, Selasa (17/12), workshop tersebut menghadirkan pemantik ahli, Dhandhun Wacano, Ph.D. dan Ikrom Mustofa, M.Sc., yang memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan perubahan iklim dan langkah konkret yang dapat diambil oleh generasi muda.
Acara puncak dihadiri lebih dari 250 pengunjung, termasuk siswa, guru, dan orang tua murid. Alinea menghadirkan dua penulis muda Bumiku, yakni Khalifah Anggara Puri Mahacinta dan Emmanuel Joshua La Jati Nugroho. Sesi diskusi bersama penulis muda Bumiku dipandu oleh Kak Amaliah yang sekaligus memperkuat pesan literasi perubahan iklim bagi anak-anak.
Cerita Tangisan Sampah Plastik karya dari Sabrina Dewi Anggraeni menjadi sorotan dari rangkaian pertunjukan ini. Gendhis, sutradara dari kelas 9B, mengungkapkan, Ceritanya menarik! yang memotivasinya untuk mengangkat tema ini ke dalam bentuk teater berjudul Keluh Kesah Lautan.
Sementara itu, Iveth, selaku pengembang penulisan cerita dari kelas 9B, menambahkan, “Aku ingin bercerita dari sudut pandang nelayan yang jarang dilihat!” Pertunjukan ini berhasil menyampaikan pesan tentang dampak sampah plastik terhadap kehidupan masyarakat di pesisir.
Melalui tema Art for the Earth, acara ini menunjukkan seni bisa menjadi medium edukasi yang efektif, mampu menyentuh dan menginspirasi.
Dyah Merta, selaku pelaksana program, menjelaskan, “ALINEA sebagai perkumpulan penulis Indonesia lintas bidang ikut berkontribusi memproduksi literasi perubahan iklim. Kami terus memperkaya upaya ini dengan kolaborasi kreatif dan melibatkan anak-anak sebagai aktor utama, karena mereka adalah penentu masa depan bumi berikutnya!”
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Program Literasi Perubahan Iklim untuk Anak-anak dan Amplifikasinya, yang sebelumnya telah menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jakarta, Denpasar, Gianyar, Lumajang, hingga Balige. Program ini juga didukung oleh kolaborator-kolaborator hebat, diantaranya Debby Lukito Goeyardi, Ning Palupi, Sekar Chamdi, dan Ita Siregar.
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 3 Jenderal Bintang Empat Akan Lakukan Ini untuk Dukung Swasembada Pangan
- 4 Warga Dibekali Literasi Digital Wujudkan IKN Kota Inklusif
- 5 Butuh Perjuangan Ekstra, Petugas Gabungan Gunakan Perahu Salurkan Bantuan ke Lokasi Terisolasi