Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Demo di Bangladesh

Pengunjuk Rasa Tuntut PM Hasina Mundur

Foto : AFP/Munir UZ ZAMAN

Protes Berlanjut l ­Sejumlah demonstran mengibarkan bendera nasional dalam aksi protes menentang pemerintah di Dhaka, Bangladesh, pada Minggu (4/8). Dalam aksi protes kali ini, para pengunjuk rasa menuntut agar Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri.

A   A   A   Pengaturan Font

DHAKA - Ribuan pengunjuk rasa Bangladesh yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina pada Minggu (4/8) bentrok dengan pendukung propemerintah dan sedikitnya 24 orang tewas dalam konfrontasi yang menggunakan tongkat, pisau, dan senjata itu.

Dalam aksi protesnya pada Minggu, para pengunjuk rasa terlihat menari di atap mobil lapis baja dan tidak seperti aksi demonstrasi bulan lalu yang berulang kali berakhir dengan tindakan keras yang mematikan, tentara dan polisi dalam beberapa kasus tidak melakukan intervensi.

Seorang mantan panglima militer yang dihormati juga menuntut pemerintah menarik pasukan dan mengizinkan protes yang merupakan teguran simbolis terhadap PM Hasina.

Para pengunjuk rasa di Dhaka, dikelilingi oleh massa yang padat dan bersorak-sorai, mengibarkan bendera Bangladesh di atas mobil lapis baja, sementara tentara menyaksikannya, menurut video di media sosial yang diverifikasi oleh media.

Unjuk rasa menentang kuota pekerjaan pegawai negeri sipil ini memicu kekacauan selama berhari-hari di bulan Juli yang menewaskan lebih dari 200 orang dalam kerusuhan terburuk dalam 15 tahun masa jabatan PM Hasina.

Pasukan sempat memulihkan ketertiban namun massa kembali turun ke jalan dalam jumlah besar pada bulan ini dalam gerakan nonkooperatif yang bertujuan melumpuhkan pemerintah.

Kerumunan besar pengunjuk rasa, banyak yang memegang tongkat, memadati Shahbagh Square di pusat Dhaka pada Minggu, dengan pertikaian di jalanan terpantau terjadi di beberapa lokasi serta di kota-kota penting lainnya, kata polisi.

Polisi telah memerintahkan jam malam nasional mulai pukul 18.00, sementara akses internet seluler dibatasi secara luas dalam upaya untuk menggagalkan pengorganisasian aksi unjuk rasa.

Dukungan Militer

Terjadinya kekerasan pada Minggu membuat total orang terbunuh menjadi sedikitnya 230 orang.

"Terjadi bentrokan antara mahasiswa dan anggota partai yang berkuasa," kata inspektur polisi Al Helal kepada media, dan mengatakan dua pemuda tewas di Distrik Munshiganj, Dhaka. "Salah satu korban tewas mengalami luka di bagian kepala dan satu lagi mengalami luka tembak," imbuh dia.

Dua orang juga dilaporkan tewas di kota utara Kishioreganj, tempat para pengunjuk rasa membakar kantor partai yang berkuasa, kata polisi. Polisi dan dokter juga melaporkan kematian di tempat lain di Dhaka, di distrik utara Bogra, Pabna, Rangpur dan Sylhet, serta di Magura di barat, Comilla di timur, dan Barisal dan Feni di selatan.

Asif Mahmud, salah satu pemimpin protes utama dalam kampanye pembangkangan sipil nasional, sebelumnya meminta para pendukungnya untuk bersiap setelah demonstrasi bulan lalu dibubarkan oleh polisi.

Beberapa mantan perwira militer telah bergabung dengan gerakan mahasiswa dan mantan panglima militer Jenderal Ikbal Karim Bhuiyan mengubah foto profilFacebook-nya menjadi merah untuk menunjukkan dukungan.

"Kami sangat prihatin, merasa terganggu dan sedih dengan semua pembunuhan, penyiksaan, penghilangan dan penangkapan massal yang mengerikan yang telah menyiksa Bangladesh selama tiga pekan terakhir," kata Bhuiyan kepada wartawan pada Minggu, dalam pernyataan bersama bersama mantan perwira senior lainnya. "Mereka yang bertanggung jawab mendorong rakyat negara ini ke dalam keadaan yang sangat menderita harus diadili," imbuh dia.

Sedangkan panglima militer saat ini, Waker-uz-Zaman, mengatakan kepada petugas di markas militer di Dhaka pada Sabtu (3/8) lalu bahwa tentara Bangladesh adalah simbol kepercayaan rakyat. "Mereka selalu membela rakyat dan akan melakukannya demi kepentingan rakyat dan jika ada kebutuhan negara," tegas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top