Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian Nuklir

Pengunduran Diri AS Ancam Keamanan Dunia

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Sementara itu, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengingatkan kepada Presiden Trump tentang pentingnya mempertahankan kesepakatan senjata nuklir era Perang Dingin dengan Russia. Macron menghubungi Trump melalui panggilan telepon sehari setelah presiden berusia 72 tahun itu mengumumkan rencananya menarik diri dari Kesepakatan INF yang berlaku sejak tiga dekade lalu.

Mantan Presiden Soviet, Mikhail Gorbachev, juga mengecam keputusan Presiden Trump yang menarik diri dari Perjanjian INF. "Ini merupakan hal yang tidak dapat diterima. Ini adalah kemenangan besar yang telah kami dapatkan khususnya saat membuat keputusan yang diabadikan dalam perjanjian ini, seperti melarang penggunaan senjata nuklir dan hulu ledak," katanya.

Mantan Presiden Uni Soviet menjelaskan keputusan AS dilandasi karena tidak ditemukannya solusi bersama atas masalah itu. "Menurut saya, AS sedang menghadapi kebuntuan dalam membuat keputusan, sehingga akhirnya memilih langkah yang paling tidak bertanggung jawab," Gorbachev.

Gorbachev meminta bantuan PBB untuk menengahi krisis atas penarikan diri AS dari perjanjian senjata nuklir. "Ini adalah masalah yang harus ditangani oleh PBB dan Dewan Keamanan karena hal ini dapat meresahkan dunia. Semua lembaga internasional juga harus melangkah untuk mencegah perlombaan senjata baru," kata Gorbachev.

Selain itu, mantan Presiden Soviet itu menyarankan bahwa kesempatan untuk menyelamatkan perjanjian bersejarah ini, dapat dilakukan saat kunjungan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, ke Russia. "Saya tidak yakin apakah mereka dapat melakukan ini, tetapi menurut saya, ini tidak terlalu terlambat. Dan (Bolton) akan datang, mereka harus mencoba untuk menghentikan proses destruktif ini," kata Gorbachev.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top