Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Perindustrian

Penguatan Struktur Industri Tekstil Terus Didorong

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan industri dan produk tekstil (TPT) nasional telah terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga berdaya saing global. Meski demikian, strukturnya masih perlu diperdalam melalui investasi industri bahan baku terutama yang substitusi impor.

"Diharapkan ke depan, semakin kuat strukturnya dengan bertambahnya industri yang menghasilkan bahan baku berupa serat rayon sebagai diversifikasi produk yang berbasis kapas dan polyester," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat bertemu dengan para pelaku industri TPT di Jakarta, Selasa (2/4).

Airlangga mengapresiasi PT Asia Pacific Rayon (APR) dan PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang berinvestasi di sektor industri serat rayon untuk meningkatkan kapasitas nasional yang saat ini mencapai 536 ribu ton per tahun. PT APR menggulirkan dananya di Riau sebesar 11 triliun rupiah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang sehingga secara grup totalnya mencapai 7.000 pekerja.

"Dengan beroperasinya PT APR yang menghasilkan viscose rayon sebesar 240 ribu ton dan PT RUM sebesar 80 ribu ton, maka total kapasitas produksi nasional serat rayon akan menjadi 856 ribu ton per tahun," paparnya.

Lebih lanjut, Airlangga juga mendorong kepada PT APR agar melakukan investasi yang lebih ke hilir, yaitu industri pemintalan dengan kapasitas mesin minimal 1 juta mata pintal. Apabila ini dilakukan, ekspor benang rayon ditargetkan naik hingga 57,6 ribu ton atau senilai 240,54 juta dollar AS.

"Sebagai perusahaan pionir yang mengembangkan industri tekstil yang tidak hanya beriorientasi kepada tekstil untuk sandang, kami juga melihat APR sudah lebih beriorientasi kepada kebutuhan fesyen dan terus mengembangkan rayon untuk kebutuhan technical textile," terang Airlangga.
Makin Kompetitif

Kemenperin terus memacu pertumbuhan industri TPT di Tanah Air. Sebab, berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (Ripin), industri TPT merupakan salah satu sektor manufaktur strategis dan prioritas dalam menopang perekonomian.

Airlangga mengemukakan, kemampuan industri TPT dalam dua tahun terakhir semakin kompetitif. Ini terlihat pada pertumbuhannya sepanjang 2018 sebesar 8,73 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional 5,17 persen.

Pada 2018, industri TPT menjadi penghasil devisa yang cukup signifikan dengan nilai ekspor mencapai 13,22 miliar dollar AS atau naik 5,55 persen dibanding tahun sebelumnya. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top