Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penguatan Diperkirakan Terbatas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeotensi menguat lanjutan pada awal pekan ini. Secara teknikal trend bullish diperkirakan masih cukup kuat, Candlestick membentuk higher high dan higher low menguji resistance all time high.

Dalam catatan risetnya, Pengamat Pasar Modal, Dennies Christoper Jordan, akhir pekan lalu, memprediksikan IHSG bergerak pada level support 6.520 dan 6.573 serta resistance 6.658 dan 6.690.

Namun, penguatan tersebut dipekirakan bersifat terbatas sehingga ada peluang terkoreksi dalam jangka pendek. Hal itu dipengaruhi rilis data ekonomi Tiongkok, terutama laporan Produk Domestik Bruto (PDB) dan penjualan ritel.

Sebelumnya, IHSG, Jumat (17/10) sore, ditutup menguat tipis meski dibayangi aksi ambil untung investor. IHSG menguat 7,22 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.633,34. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,45 poin atau 0,05 persen ke posisi 972,21.

"Jelang akhir pekan ini, pergerakan indeks IHSG tampaknya terpengaruh sentimen eksternal dan internal," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Dari eksternal, muncul kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi Tiongkok seiring rilis data inflasi secara tahunan yang turun dari sebelumnya 0,8 persen menjadi 0,7 persen.

Bursa regional Asia sendiri cenderung menguat ditopang oleh rilis kinerja keuangan perusahaan Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan dan data ekonomi yang turut membantu meredakan kekhawatiran investor tentang tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan. Jumlah klaim pengangguran mingguan AS juga menambah sentimen positif pasar. Klaim pengangguran turun dari sebelumnya 329.000 klaim menjadi 293.000 klaim.

Sementara dari internal, IHSG bergerak fluktuatif seiring sentimen aksi ambil untung yang membayangi perdagangan hari ini pada saat neraca perdagangan Indonesia yang dirilis pagi tadi kembali membukukan surplus pada September 2021.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top