Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penguatan Deteksi Dini untuk Atasi Mutasi Virus Korona

Foto : Istimewa.

Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) dan Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) menjalin kolaborasi demi memperkuat deteksi dini atau surveilans Covid-19. Selain menambah informasi, kolaborasi ini bisa menjadi cara mengatasi mutasi virus korona.

"Tidak hanya sekadar mengumpulkan informasi lebih banyak, namun juga segera dapat mengetahui lebih cepat potensi terjadi mutasi seperti halnya yang terjadi di Inggris," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Sabtu (9/1).

Bambang menjelaskan deteksi dini juga bisa mencegah mutasi virus menghambat efikasi dari vaksin yang ada. Pihaknya telah menunjuk Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk kegiatan Surveilans Genom Covid-19 serta melibatkan laboratorium yang ada di Perguruan Tinggi maupun Lembaga Pemerintah Non Kementerian di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN.

"Hasil surveilans secara atau mendekati real time akan memungkinkan Indonesia penanganan serta pelaporan yang cepat dan tepat. Ini sangat perlu dalam upaya pengendalian pandemi ini," jelasnya.

Adanya kolaborasi ini ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman antara Kemenkes dan Kementistek/BRIN. Adapun ruang lingkupnya meliputi penyelenggaraan surveilans genom virus korona mulai dari pemeriksaan, pengelolaan hingga laporan dan rekomendasi kebijakan.

Harus Terkoordinasi

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa Kemenkes dan Kemenristek/BRIN memiliki kemampuan untuk membangun sistem pertahanan terhadap virus korona. Menurutnya, harus segera terjalin jejaring semua laboratorium di Indonesia yang mempunyai kemampuan melakukan genom sequencing.

Menkes menambahkan kolaborasi ini mengarah pada pertukaran informasi dan sumber daya, baik alat maupun manusia harus cair atau tidak terlalu birokratis. Para ahli di bidang genom sekuensing harus aktif berkontribusi dan menginformasikan kepada dunia agar perspektif Indonesia dalam bidang ini dapat diperhatikan dunia.

"Saya ingin mulai bulan depan hasil dari kegiatan surveilans ini sudah dapat dilaporkan kepada saya dan Menristek," ucapnya.

Lebih jauh, Menkes mengatakan adanya kerja sama ini akan terwujud sistem surveilans genom virus korona yang lebih kuat. Menurutnya, hal ini penting mengingat peningkatan kasus Covid-19 dan adanya mutasi dari virus seperti di Inggris.

Hingga saat ini, Indonesia telah melakukan sekuensing sebanyak 190 virus korona dan belum diketemukan varian B117 atau mutasi virus Covid-19 Inggris. Kondisi tersebut harus terjawab dengan deteksi dini atau surveilans yang kuat.

"Dunia menghadapi musuh yang tidak kasat mata yaitu virus. Jadi sistem pertahanan Indonesia melalui surveilans genom sangat perlu untuk diperkuat. Indonesia harus tampil di level internasional," tandasnya. n ruf/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top