Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Integrasi Keuangan ASEAN | “Local Currency Settlement” Diharapkan Dapat Disahkan pada 2020

Penggunaan Dollar AS Dikurangi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sedang menyusun panduan atau guidelines untuk perdagangan antarnegara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN yang menggunakan mata uang lokal sebagai alternatif transaksi. Alternatif tersebut dapat mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS.

"Penyusunan panduan ini sudah jadi prioritas antara bank sentral di ASEAN. Diharapkan rancangannya dapat selesai akhir tahun dan disepakati 10 negara ASEAN," kata Deputi Direktur Departemen Internasional BI, Haris Munandar, di Jakarta, Selasa (9/4).

Jika penyusunan tersebut sesuai rencana, Indonesia mengharapkan panduan perdagangan langsung mata uang lokal atau biasa disebut Local Currency Settlement (LCS) itu dapat disahkan pada Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN pada April 2020 di Filipina.

Rencana untuk menyusun panduan LCS itu memang semakin kuat sejak pertemuan tahunan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN di Thailand pada 5 April lalu.

Kesepakatan perdagangan mata uang lokal antarnegara (LCS) semakin marak dilakukan di kawasan dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia sudah menjalin kesepakatan LCS dengan Thailand, Malaysia, dan terbaru adalah Filipina. Namun, kegiatan LCS masih dibatasi untuk difasilitasi oleh hanya sekitar lima hingga enam bank.

LCS dijadikan salah satu amunisi untuk mengurangi dampak dari ketergantungan perdagangan internasional terhadap dollar AS. Meski demikian, BI menampik jika LCS digunakan untuk mengganti peran dollar AS. LCS hanya dijadikan opsi bagi importir dan eksportir untuk memilih mata uang dalam transaksi.

Antisipasi Gejolak

Direktur Departemen Internasional BI, Wahyu Pratomo, mengatakan LCS hanya ditujukan untuk memberikan alternatif penggunaan mata uang selain dollar AS. LCS juga bisa membantu negara-negara di ASEAN agar tidak mengalami depresiasi kurs mata uang yang berlebihan ketika terjadi gejolak di pasar keuangan global, seperti pada 2018.

"Harapannya jika ada gonjang-ganjing arus modal keluar, tidak ganggu ekonomi di kawasan," ujarnya.

Nilai perdagangan yang menggunakan mata uang lokal LCS memang belum signifikan. Namun, menurut Wahyu, pertumbuhan nilai perdagangan menggunakan LCS meningkat pesat.

Misalnya, perdagangan Indonesia dan Malaysia yang menggunakan mata uang lokal (LCS) pada 2018 mencapai 130 juta dollar AS. Untuk triwulan I-2019, nilai LCS antara Indonesia dan Malaysia sudah mencapai 50 juta dollar AS. "Dan diharapkan akan terus meningkat," ujar Wahyu.

Begitu juga dengan perdagangan menggunakan skema LCS antara Indonesia dan Thailand yang pada triwulan I-2019 sudah mencapai 10 juta dollar AS. Padahal sepanjang 2018, nilai perdagangan antara dua negara menggunakan mata uang lokal sebesar 50 juta dollar AS.

Wahyu mengatakan jumlah bank yang akan memfasilitasi LCS bisa saja ditambah. Begitu juga kerja sama bilateral yang menggunakan LCS diharapkan dapat meningkat dalam beberapa tahun mendatang.Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top