Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Pangan - Ekosistem Pangan Diperkuat untuk Stabilkan Harga di Pasar

Penggilingan Padi Harus Tingkatkan Kualitas Beras

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah mendorong penggilingan padi di Tanah Air meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan. Tujuannya agar beras yang dihasilkan bisa diterima pasar dan dikonsumsi oleh pelanggan.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sambutannya secara virtual pada acara Rapat Kerja Nasional Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Selasa (24/10).

Menko Airlangga mengungkapkan selama 50 tahun terakhir industri penggilingan padi masih menghadapi sejumlah tantangan seperti tingginya kehilangan hasil padi pada tahap pengeringan dan penggilingan.

"Tantangan lainnya, rendemen giling yang sulit ditingkatkan, dan kualitas beras yang dihasilkan tidak optimal karena banyak beras patah, serta harga pokok produksi beras relatif tinggi khususnya untuk beras dengan kualitas yang lebih baik," ungkap Airlangga.

Menko Airlangga menambahkan pemerintah terus fokus pada revitalisasi dan restrukturisasi penggilingan padi dengan mendorong penggilingan padi untuk melakukan revitalisasi sarana prasarana produksi, sehingga kualitas gabah dan beras yang dihasilkan dapat meningkat. Berbagai dukungan program dan kebijakan juga disediakan baik melalui Kredit Usaha Rakyat, bantuan sarana prasarana dan juga KUR Alsintan.

"Saya berharap semua pihak untuk terus meningkatkan produktivitas, memaksimalkan peran dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, ketersediaan pangan. Semoga Rakernas ini menghasilkan pemikiran dan terobosan terhadap kebutuhan pangan dan semoga Indonesia diberkahi oleh masa depan yang lebih baik," ungkapnya.

Menko Airlangga menjelaskan, saat ini dunia sedang menghadapi tantangan El Nino, yang diprediksi oleh BMKG masih akan terjadi sampai dengan Februari 2024. El Nino menyebabkan peningkatan suhu dan kekeringan, serta berpotensi menurunkan produksi komoditas pertanian.

Lebih jauh, BPS memperkirakan terjadi penurunan total luas panen padi sebesar 2,45 persen dari 10,45 juta ha pada 2022 menjadi 10,20 juta ha pada 2023. Hal ini akan berdampak langsung pada penurunan total produksi gabah kering giling (GKG) dan produksi beras.

Selain itu, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani per September 2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 11,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Harga gabah kering giling (GKG) September 2023 pun tercatat naik sebesar 9,18 persen. Dampaknya, harga beras premium dan beras medium di tingkat penggilingan pun naik masing-masing 9,75 persen dan 10,55 persen.

"Penggilingan padi punya peran strategis terutama untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen," tutur Menko Airlangga.

Ekosistem Pangan

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/ Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi, mendorong para pemangku kepentingan atau stakeholder pertanian bersinergi membentuk ekosistem pangan dengan menghubungkan end to end. Langkah tersebut dimaksudkan untuk memperkuat stok dan menstabilkan harga di pasar.

"Hari ini kondisinya di hulu, petani padi happy dengan harga gabah yang lebih baik. Lalu, di hilir telah banyak program-program pemerintah sebagai intervensi untuk harga beras di pasar. Sekarang, tinggal bagaimana menaruh perhatian pada sedulur penggilingan padi," jelas Arief dalam pembukaan Business Meeting di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (DPP PERPADI) di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (23/10).


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top