Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Inggris

Pengganti PM Theresa May Bertekad Muluskan Brexit

Foto : STF/AFP

KANDIDAT PM INGGRIS - Menteri Lingkungan Hidup, Michael Grove (kiri) dan mantan menteri luar negeri, Boris Johnson.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Persaingan untuk menjadi perdana menteri Inggris berikutnya menggantikan Theresa May telah dibuka, dengan serangkaian harapan yang menjanjikan. Para kandidat itu bertekad memuluskan rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) atau Britain Exit (Brexit).

PM Theresa May mengumumkan pengunduran dirinya, Jumat (24/5). Dia akan melepas jabatannya sebagai pemimpin Konservatif pada 7 Juni 2019. Hal itu terjadi setelah parlemen Inggris menolak memberikan suara untuk mendukung kesepakatan Brexit sebanyak tiga kali.

Kalangan pelaku pasar melihat risiko Inggris jatuh dari blok UE ketika tanggal Brexit dua kali tertunda kemudian ditetapkan pada 31 Oktober mendatang sebagai keputusan yang sangat berat. Kekhawatiran utama mereka adalah bahwa beberapa kandidat saat ini memimpin Partai Konservatif, akan menyelesaikan Brexit dengan berapa pun biayanya.

"Kami akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober, dengan kesepakatan atau tidak," kata mantan Menteri Luar negeri, Boris Johnson, di Swiss, Jumat (24/5).

Tantangan utama Johnson akan datang dari mantan sekretaris Brexit, Dominic Raab, yang dinilai lebih berkomitmen, dan Menteri Luar Negeri, Jeremy Hunt. Keduanya menyatakan pencalonan mereka di surat kabar, Minggu (26/5). "Saya lebih suka kita pergi dengan kesepakatan," tulis Raab dalam The Mail.

"Tetapi, kami tidak akan dianggap serius di Brussels, kecuali kami jelas akan meninggalkan persyaratan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), jika UE tidak bergerak," tegas Raab.

Sebelumnya, Jeremy Hunt berkampanye melawan Brexit pada 2016, tetapi sejak itu ia membalikkan pendiriannya. "Yang penting adalah apakah Anda percaya pada Brexit, bukan bagaimana Anda memilih pada 2016," katanya kepada The Sunday Times.

"Kami tidak pernah dapat melakukan no-deal, tetapi cara terbaik untuk menghindarinya adalah memastikan Anda memiliki seseorang yang mampu menegosiasikan kesepakatan," kata diplomat terkemuka itu.

Bersiap Pergi

Ketua Majelis Rendah, Andrea Leadsom, yang pengunduran dirinya Kamis lalu mendorong May mundur, menegaskan akan ikut mencalonkan diri. Leadsom mengatakan kepada The Sunday Times akan memimpin Inggris keluar dari UE pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan.

"Untuk berhasil dalam negosiasi, Anda harus siap untuk pergi," katanya kepada surat kabar itu, dengan alasan ia memiliki pengalaman dan kepercayaan untuk memimpin Inggris ke masa depan yang lebih cerah.

Pemilihan ini diadakan dengan latar belakang pemilihan Parlemen Eropa bahwa Partai Brexit baru dari populis anti-UE, Nigel Farage diperkirakan akan menang dengan sekitar sepertiga suara. Hal itu menunjukkan bahwa pihak Konservatif akan dihukum karena pertengkaran mereka tentang Brexit dan bisa berakhir dengan hasil terburuk mereka dalam pemilihan nasional. ang/AFP/WP

Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top