Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perikanan Budidaya

Pengetatan Pasar Pacu Produksi Patin Lokal

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pengetatan pasar impor ikan patin dinilai memberikan efek positif terhadap budidaya lokal. Kondisi ini pun membuat peluang produk patin RI menguasai pasar domestik dan global semakin terbuka lebar.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP), Nilanto Perbowo mengungkapkan perikanan budidaya merupakan salah satu prioritas KKP untuk menggenjot nilai ekonomi masyarakat. Upaya KKP dalam menggarap seluruh potensi perikanan Indonesia, terutama perikanan budidaya, dapat dilihat dari alokasi anggaran.

"Ini dalam rangka menjadikan patin lokal bisa bersaing di pasar domestik maupun internasional. Saat ini telah tersedia sentra produksi patin di Indonesia. KKP terus melakukan pemantauan dan mendorong produksi patin nasional," ungkapnya dalam acara Marine and Fisheries Business and Investment Forum di Jakarta, Rabu (11/4).

Nilanto menyebutkan wilayah Sumatera menyumbang 68,07 persen dari produksi nasional, dengan rincian wilayah Sumatera Selatan penyumbang terbesar yakni mencapai 47,23 persen. Hal ini tentunya menunjukkan trend positif seiring dengan permintaan pasar domestik dan internasional.

Baca Juga :
Rupiah Masih Tertekan

Seperti diketahui, produksi patin nasional pada 2016 tercatat 437.111 ton, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 339.069 ton. Pada 2018, KKP menargetkan produksi patin sebesar 604.587 ton.

Peningkatan produksi patin ini sejalan perningkatan kebutuhan patin di mancanegara dan pasar domestik. Di Tiongkok, impor patin tumbuh pesat hingga mencapai 34.400 ton per tahun. Kemudian, disusul Thailand mencapai 19.200 ton per tahunnya.

Di Amerika Latin, impor ikan patin juga menunjukkan kenaikan hingga 12,3 persen. Meningkatnya kebutuhan patin di beberapa negara tersebut, merupakan kesadaran masyarakat dalam memenuhi gizi dan protein. Ini juga dapat dijadikan peluang bagi Indonesia, untuk menduniakan patin lokal.

Konsumsi Meningkat

Untuk pasar domestik, permintaan dari dalam negeri juga terus meningkat. Angka konsumsi ikan patin per kapita cenderung meningkat tiap tahunnya mencapai 21,9 persen, terhitung dari 2014 hingga 2017 dengan preferensi produk yang dikonsumsi ikan segar sebanyak 76 persen, ikan asing diawetkan 15 persen.

KKP melakukan sejumlah upaya untuk menggerakkan industri patin dari hulu ke hilir. Hal itu dengan memberikan bantuan benih, program pakan mandiri, penyediaan induk patin unggul nasional yaitu patin jambal dan patin pasupati (Patin Super Harapan Pertiwi).

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top