Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Timur Tengah

Pengerahan Militer AS Berhasil Redam Iran

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Pejabat sementara Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pat Shanahan, mengatakan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan kehadiran kekuatan militer AS di kawasan Timur Tengah, telah mencegah Iran dan menahan potensi serangan terhadap AS, bahkan ketika Iran melancarkan serangan lain."Ini tidak berarti ancaman yang sebelumnya kami identifikasi telah hilang," kata Menhan Shanahan dalam konferensi pers di Pentagon, Selasa (21/5). "Tanggapan kami yang hati-hati telah memberi waktu bagi Iran untuk mengkalkulasi ulang," imbuh dia.

Dalam penjelasannya, Menhan Shanahan menegaskan pihaknya akan terus membahas tentang ancaman-ancaman karena faktanya memang ada ancaman.

Ketika diminta mengklarifikasi serangan apa yang dimaksudnya, juru bicara Pentagon, Letkol Joe Buccino, mengatakan kepada VOA bahwa intelijen AS menilai Iran dan proksinya, sebagai pihak yang tampaknya paling bertanggungjawab terhadap serangan empat kapal tanker di Teluk Persia dan serangan drone yang menyasar jalur pipa minyak mentah di Arab Saudi, termasuk serangan roket ke Baghdad dan Arab Saudi beberapa waktu lalu.

Gedung Putih mengatakan bahwa Menhan Shanahan dan beberapa pejabat lain seperti Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford, pada Selasa malam telah memberi penjelasan kepada Kongres dalam sebuah pertemuan tertutup terkait ancaman yang ditimbulkan Iran di Timur Tengah.

Menyikapi laporan para menterinya saat pertemuan tertutup Senat, Presiden AS, Donald Trump, pada Selasa kemungkinan akan mengurangi ketegangan yang sudah berlangsung selama berminggu-minggu dengan Iran.

Trump pun telah memastikan pada para anggota parlemen yang khawatir, bahwa AS tidak mencari perang dan memuji langkah militer AS untuk menghalangi potensi serangan dari Iran.

Pernyataan Trump bertentangan dengan hasil jajak pendapat daring yang dilakukan Reuters/Ipsos. Dalam hasil jajak pendapat yang dirilis pada Selasa, mengungkapkan bahwa separuh dari seluruh responden warga AS meyakini negaranya akan berperang dengan Iran dalam beberapa tahun mendatang.

"Dalam jajak pendapat tahun ini, kubu Demokrat dan Republik lebih cenderung memandang Iran sebagai ancaman serta mengatakan perang kemungkinan besar terjadi," demikian kesimpulan dari jajak pendapat itu.

Jajak pendapat itu pun mengungkapkan bahwa sebanyak 53 persen warga AS memandang Iran sebagai ancaman serius. Persentase itu naik 6 poin bila dibandingkan hasil jajak pendapat yang dilakukan tahun lalu.

Peringatan Zarif

Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, memperingatkan bahwa AS saat ini sedang memainkan permainan yang sangat berbahaya dengan pengerahan kekuatan militer, karena hal itu berpeluang memicu "aktor-aktor lain" untuk memancing di air keruh.

Adapun yang dimaksud "aktor-aktor lain" lebih mengacu pada Arab Saudi, yang menurut Iran amat berambisi memperkuat pengaruh di kawasan Timur Tengah.

Sejumlah pemerintahan yang bersekutu erat dengan Riyadh, sebaliknya bersumpah untuk memberikan tekanan maksimum untuk melemahkan pengaruh regional Iran.

Adapun tekanan maksimum termasuk dengan mencoba menghentikan semua penjualan minyak mentah oleh Teheran, ke sejumlah negara asing. ang/AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top