Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Migas - Setahun Terakhir, Terjadi Empat Kali Kebakaran di Kilang Pertamina

Pengelolaan Kilang Banyak Masalah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kebakaran kembali menimpa kilang minyak PT Pertamina (Persero) di Area RU V Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 4 Maret lalu. Insiden tersebut menambah daftar panjang kebakaran fasilitas kilang Pertamina. Setahun terakhir ini, sudah empat kali kilang milik BUMN Migas itu terbakar.

Kebakaran kilang secara beruntun ini dinilai tak wajar. Bahkan, diduga kuat ada upaya serius dan sistemik untuk menggagalkan pembangunan kilang. Sebab, apabila kilang dibangun, impor bahan bakar minyak (BBM) berkurang sehingga merugikan pemburu rente impor.

Anggota Komisi VII DPR RI, Nasyirul Falah Amru, menyayangkan terus berulangnya kebakaran pada infrastruktur minyak milik perusahaan plat merah itu. Menurutnya, dengan kejadian yang berulang-ulang ini, artinya persoalannya bukan lagi terkait teknologi di kilang-kilang minyak, melainkan pada masalah perawatan dan pengelolaan.

"Saya melihat ada pengelolaannya yang salah, sehingga dengan kata lain, pengelola kilang-kilang minyak itulah yang salah, sehingga kembali terjadi kebakaran. Karena memang perawatannya yang tidak ada," tegasnya di Jakarta, Senin (7/3).

Dia menegaskan setiap perusahaan ketika ingin membuat kilang, segala risikonya itu pasti sudah diperhitungkan, tentu dengan teknologi. Ketika teknologi ini terpasang, penekanan paling utama adalah perawatan atas kilang tersebut, termasuk perawatan atas teknologi untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Perketat Pengawasan

Dia berharap pemerintah memperketat pengawasan terhadap perawatan kilang. Mulai saat ini, kata dia, perawatan terhadap kilang minyak, khususnya antisipasi kebakaran dan sebagainya harus diperketat atau ditingkatkan. Sehingga tidak ada lagi istilah tersambar petir dan alasan lainnya.

Tahun lalu, setidaknya tiga peristiwa kebakaran terjadi di kilang minyak milik Pertamina. Pada 29 Maret 2021, terjadi kebakaran tangki di kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kemudian, pada 11 Juni 2021, kebakaran juga terjadi di kilang Cilacap, Jawa Tengah, yaitu area pertangkian 39 Pertamina RU IV Cilacap pukul 19.45 WIB, di bundwill tangki 39T-205.

Ketiga terjadi kebakaran di Refinery Unit (RU) IV Cilacap Tangki 36T-102 milik Pertamina, yang berisi komponen Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter, di Lomanis, Cilacap Tengah, pada 13 November 2021.

Mantan Anggota Tim Anti Mafia Migas, Fahmy Radi, menilai kebakaran kilang secara beruntun ini sudah tak masuk akal. Menurutnya, ini ada hubungannya dengan keinginan pihak tertentu untuk menggagalkan pembangunan kilang.

"Ada upaya sistemik biar kilang tidak dibangun-bangun, sehingga kebergantungan impor BBM kita meningkat dan gak ada habis-habisnya," tegas Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta itu.

Sementara itu, General Manager Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan, Wahyu Sulistyo Wibowo, mengatakan bahwa kebakaran kilang tersebut tidak mengganggu pasokan bahan bakar minyak (BBM) Pertamina, begitu juga LPG.

Infrastruktur yang terbakal ialah unit untuk menghasilkan solar. Dampaknya, kata dia, kecil dan tidak mengganggu pasokan BBM. "Karena kita masih punya stok solar 600 mb," pungkas Wahyu.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top