Pengelolaan Kekayaan Alam Masih Untungkan Segelintir Kelompok
Sangat Bervariasi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya, YB Suhartoko, mengatakan kekayaan alam di Indonesia belum sepenuhnya memberi kemakmuran buat rakyat. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, sebenarnya mempunyai keragaman kekayaan alam dalam pangan yang sangat bervariasi.
Dari pangan, dahulu makanan pokok beras, jagung, sagu, gaplek, dan masih banyak lagi. "Namun perkembangan saat ini semua daerah mengonsumsi beras, akibatnya mewujudkan swasembada beras dibutuhkan usaha yang sangat keras. Lebih baik diupayakan lagi secara bertahap melakukan diversifikasi pangan berdasarkan kemampuan produksinya," kata Suhartoko. Indonesia juga memiliki kekayaan hayati dari lautan yang luas sebagai sumber protein.
Peneliti Ekonomi Celios, Nailul Huda, juga mengakui kalau pengelolaan kekayaan alam belum memberi kemakmuran buat rakyat Indonesia. "Jika kita melihat praktik di sektor hilirisasi, nampaknya kita masih jauh dari amanat Undang-Undang bahwa kekayaan alam dikelola untuk kemakmuran rakyat. Praktik pengerukan sumber daya mineral seperti nikel dan timah hanya menguntungkan segelintir pihak, seperti perusahaan dan individu tertentu," tegasnya.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya