Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Eksfoliasi

Pengangkatan Sel Kulit Mati untuk Regenerasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Eksfoliasi adalah sebuah perawatan yang dilakukan untuk mengangkat selsel kulit mati sehingga kulit terlihat lebih cerah. Idealnya, secara alami jutaan sel mengelupas setiap hari.

Persoalan kulit yang perlu perawatan, penyebab dasarnya berbagai macam faktor seperti usia, polusi, rokok, stress, dan radikal bebas pergerakan pengelupasan tersebut pun semakin melambat.

"Pergerakan tersebut melambat ketika mulai memasuki usia remaja," kata dr. Melyawati Hermawan, SpKK, Dermatologist pada acara Maxi Peel Micro Exfoliant Fluid di Jakarta.

Ia menjelaskan kulit manusia memiliki proses regenerasi secara natural setiap 28 hari. Yang jika tidak dilakukan maka dapat berdampak langsung pada kulit. Seperti kulit akan menjadi kering, terlihat kusam, dan berjerawat, serta masalah kulit lainnya.

Perawatan untuk kulit wajah sangat diperlukan guna membuat proses regenerasi kulit berjalan dengan baik. Salah satunya perawatan eksfoliasi yang biasanya disebut dengan nama peeling.

Chemical peeling telah banyak dilakukan sejak awal era 90an. Dengan mengangkat sel-sel kulit mati yang ada pada lapisan stratum corneum dapat membantu menyamarkan garis-garis halus pada wajah, menyingkirkan kulit-kulit mati yang menyumbat kelenjar minyak sehingga akhirnya kulit terbebas dari komedo dan jerawat. "Melakukan perawatan peeling secara teratur juga dapat membuat kulit wajah menjadi jauh lebih kencang," tambahnya. Sayangnya, ketakutan orang Indonesia terhadap proses eksfoliasi ini menyebabkan masih minimnya masyarakat yang melakukan hal tersebut. Memang tidak dipungkiri, beberapa proses eksfoliasi dapat menyebabkan kulit iritasi, kemerahan, dan pengelupasan kulit pada wajah. Bahkan berkembang mitos di masyarakat kalau terlalu sering melakukan proses eksfoliasi dapat menyebabkan penipisan sel kulit wajah.

"Mitos kalau peeling membuat kulit menjadi tipis karena itu tergantung ke dalamannya dalam mengangkat sel kulit mati di kulit dan kita tidak bisa mengukur kedalaman sel kulit mati pada orang kan berbeda-beda," jelasnya.

Selain itu dengan terangkatnya sel kulit mati sehingga membuat sel kulit yang berada di bawahnya bisa berjalan lagi dan naik ke atas untuk menggantikan sel kulit mati tersebut.

Tidak Langsung Instan

Dalam kesempatan yang sama, Melyawati mengatakan menjadi seorang konsumen haruslah cerdas. Jangan hanya sekadar mengikuti apa kata orang namun tidak memperhatikan kandungan apa saja yang ada pada produk yang dibelinya. Terlebih produk perawatan kulit, yang tidak bisa mendapatkan hasil yang instan karena umumnya harus melewati beberapa proses terlebih dahulu.

Pada eksfoliasi ada beberapa kandungan wajib di dalamnya yang harus diperhatikan oleh para konsumen, Alpha Hydroxy Acid (AHA) dan Beta Hydroxy Acid (BHA). AHA yang ada di dalam kandungan produk eksfoliasi berfungsi untuk merenggangkan sel mati yang ada pada kulit sehingga mudah untuk dieksfoliasi.

"Yang menjadi repot itu kalau sel kulit matinya menjadi padat, nah itu fungsi AHA untuk merenggangkan kepadatan tersebut," tutur Melyawati.

Sementara untuk BHA, memiliki prinsip yang sama dengan AHA untuk merenggangkan ikatan sel kulit mati. Namun, BHA bekerja sampai ke pori-pori kulit dan sangat bagus untuk kulit berminyak. BHA sangat menyukai minyak sehingga minyak pada kulit dapat dikontrol dengan baik.

Ia menambahkan sebenarnya proses eksfoliasi tidak hanya terjadi dalam proses peeling, tetapi juga saat penggunaan krim malam. "Karena biasanya krim malam itu mengandung vitamin A yang berguna untuk eksfoliasi," katanya.

Eksfoliasi ini sebenarnya tidak hanya dilakukan untuk wanita saja, pria juga membutuhkan hal ini. Meskipun lapisan kulit pria lebih tebal dibandingkan lapisan kulit wanita, namun tidak ada perbedaan dalam treatment yang digunakan. "Jadi tergantung dari kondisi kulitnya masing-masing," tambah Melyawati.

Untuk memudahkan orang dalam melakukan perawatan ini, sebuah perusahaan di Filipina pun merilis Maxi-Peel Micro- Exfoliant Fluid yang berfungsi untuk melakukan eksfoliasi dan regenerasi kulit. Berbeda dengan produk eksfoliasi yang biasanya berbentuk krim atau scrub, produk ini memiliki tekstur yang mirip dengan toner sehingga aman dan dapat digunakan setiap hari.

"Dengan pemakaian yang mudah seperti menggunakan produk toner wajah dan bisa digunakan setiap hari, dapat membuat kulit wajah menjadi lebih cerah dan tampak awet muda," ujar Charmaine E. Sales, Brand Manager Personal Care Maxi-Peel di Jakarta.

Mengenal Refraksionis Optisien

Mata adalah jendela dunia, segala keindahan biasanya terpancar melalui mata. Namun, sedikitnya tenaga ahli di bidang penglihatan juga tidak banyak. Gedung baru Akademi Refraksi Optisi Lembaga Pendidikan Optisien (ARO LEPRINDO) telah diresmikan.

Sejak 1978, ARO LEPRINDO telah banyak mencetak Refraksionis optisien di Indonesia. Nama Refraksionis optisien mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Refraksionis optisien adalah tenaga kesehatan yang berwenang melakukan pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan refraksi, menetapkan hasil pemeriksaan, menyiapkan dan juga membuat lensa kaca mata dan atau lensa kontak.

Dengan tingginya arus perkembangan teknologi dan penggunaan gadget, maka tidak heran jika banyak anak di usia dini sudah mengalami kerusakan mata. "Leprindo mencoba melihat kebutuhan saat ini. Di luar negeri bahkan sudah ada optik anak dan Leprindo sudah mendengar kebutuhan pasar tersebut. Yang mana kalau SDM tidak disiapkan, mau tidak mau nantinya pasar akan merekrut tenaga asing," ujar Dian Leila Sari, Direktur Leprindo dan Ketua Umum Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia (IROPIN) di Jakarta, beberapa saat lalu.

Terlepas dari standar kompetensi yang dimiliki oleh pemerintah, perguruan kini diberikan kebebasan untuk meramu kurikulum sesuai kebutuhan. Namun sayangnya, keterbatasan tenaga pengajar untuk bidang Refraksionis optisien masih sangat kurang. "Di Indonesia belum ada Strata Dua, sehingga untuk menjadi dosen yang relevan harus belajar ke negara tetangga," tambahnya.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top