Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengamat: Masalah Keadilan Sosial Masih Jadi Pekerjaan Rumah

Foto : Istimewa

Paus Fransiskus menyapa anak yatim setiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (3/9).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masih banyaknya masalah keadilan sosial di Indonesia menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ini menjadi catatan penting buat pemerintah Indonesia di tengah kunjungan Paus Fransiskus ke Tanah Air

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang, Frederik M. Gasa mengatakan, pandangan Sri Paus tentang Indonesia dalam sambutannya menunjukkan bahwa sejatinya bangsa ini memiliki fundasi yang kuat sebagai sebuah negara-bangsa. Bahwa dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 45 secara jelas dan tegas mengatur hubungan masyarakat Indonesia dengan sesamanya, alam dan Tuhan.

Ini menjadi sumber apresiasi Sri Paus terhadap kita, Indonesia. Karena baginya, saat ini kita berada pada situasi krisis, terutama krisis cinta kasih, sehingga konflik, pertikaian dan peperangan sangat rentan terjadi. Indonesia, bagi Paus, menjadi rujukan yang sangat baik bagi negara-negara lain menyangkut soal keberagaman, keharmonisan dan kerukunan antarmasyarakatnya.

"Namun demikian, kita tentu tidak bisa menutup mata dengan segala persoalan yang terjadi di tanah air menyangkut hal-hal yang fundamental seperti keadilan sosial, dan lain sebagainya,"ucap Frederik, Kamis (5/9), merespons pandangan Paus terkait Indonesia.

"Benar bahwa ini masih menjadi persoalan bersama yang harus segera diselesaikan, dan pesan Bapa Paus sangat jelas bahwa Indonesia bisa dan pasti bisa mewujudkan prinsip-prinsip yang termaktub dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 45," tambah Frederik.

Diketahui, Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, menyampaikan pidato di Istana Negara, Jakarta. Paus mengutip pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

"Dengan cara yang sama, kalimat pembuka UUD anda merujuk dua kali pada keadilan sosial sebagai pondasi tatanan internasional yang diinginkan dan sebagai salah satu tujuan yang harus dicapai demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia," tambahnya.

Paus Fransiskus mencoba mendalami Pembukaan UUD 45 milik Bangsa Indonesia.

Sebagai pemimpin Katolik sedunia, Paus menekankan pentingnya Keadilan Sosial sebagai salah satu tujuan yang harus dicapai Bangsa Indoensia. Namun sayang sekali, makin ke sini, tujuan keadilan sosial itu makin jauh dari cita-cita. Ketidakadilan sosial dalam berbagai sendi kehidupan muncul di sana-sini. Makin lama keadilan sosial bukan makin bagus tapi jurangnya makin terbuka.

Terkait relasi sosial dan keadilan sosial ini, Dosen dan Peneliti Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Fransiskus Borgias mengatakan dalam Fratelli Tutti (saudara sekalian) ensiklik atau surat edaran ketiga Paus Fransiskus mengatakan terkait persaudaraan yang universal bahwa keterhubungan kita melampaui kemanusiaan.

Sebagai pemimpin dunia yang sangat kharismatik, saya secara pribadi mengharapkan agar suara Paus mendatangkan aura kesejukan, hidup di Indonesia, dalam relasi antar bangsa, dalam relasi manusia dengan makhluk ciptaan lain.

"Harus ada keadilan, harus ada cinta kasih, harus ada belaskasihan. Si vis pacem para iustitiam. Si vis pacem para misericordiam. Si vis pacem para caritatem," tegas Frans.

Frans menekankan akan pentingnya kesadaran. Jangan sampai nilai-nilai yang melekat di dalamnya rusak atau hilang karena dilahap manusia dengan sangat rakusnya.

Direktur Jenderal Bimas Katolik Kementerian Agama RI Suparman mengatakan, perjalanan Paus Fransiskus ke Indonesia menghadirkan pengalaman iman yang mempererat persaudaraan dalam keanekaragaman, memperkuat bela rasa kepada saudari-saudara kami yang miskin, lemah, tersingkir dan menderita.

"Kunjungan Paus Fransiskus dapat membawa sukacita Injil dan membangkitkan pengharapan bagi terciptanya kerukunan, kedamaian dan kebaikan bersama serta membawa berkat bagi Gereja dan Bangsa Indonesia," ucap Suparman.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top